Jatam Kaltim Menuding Petaka Banjir di Berau karena Aktivitas Tambang
Total ada 94 konsesi tambang batu bara tersebar di Berau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Sebanyak 2.507 kepala keluarga (KK) jadi korban karena petaka banjir di Kabupaten Berau Kalimantan Timur (Kaltim). Luapan genangan air dalam jumlah besar ini merendam 15 kampung di empat kecamatan. Mulai dari Kecamatan Segah, Kelay, Teluk Bayur dan Sambaliung. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim pun menuding musibah ini juga bertalian dengan aktivitas ekstraksi emas hitam alias batu bara.
“Kami menduga praktik penambangan di hulu Sungai Kelay dan Sungai Segah ini menjadi biang kerok pemicu banjir. Bencana ini adalah yang terbesar (di Berau) dalam kurun waktu 20 tahun terakhir,” ujar Pradarma Rupang, Dinamisator Jatam Kaltim saat dikonfirmasi, Selasa (18/5/2021).
Baca Juga: Sejak Lebaran, Banjir Bandang di Berau Kaltim Belum Surut
1. Tanggul jebol milik perusahaan tambang semakin memperparah banjir di Kabupaten Berau
Lebih lanjut dia menerangkan, banjir yang ada di Berau memang tak tak langsung disebabkan oleh kegiatan pertambangan. Namun luapan air dari Sungai Kelay yang bersisian dengan aktivitas tambang terbuka (open pit mining) semakin memperparah kondisi banjir tersebut.
Itu terjadi saat tanggul dari korporasi terkait ini jebol kemudian membawa luapan air ke kawasan Kampung Bena Baru di Kecamatan Sambaliung. Jarak tepi lokasi tambang terbuka dengan sungai ini kurang lebih 400 meter. Padahal dalam aturan Menteri Lingkungan Hidup No 4/2012 tentang Indikator Ramah Lingkungan untuk (Usaha) Kegiatan Penambangan Terbuka Batu Bara, jarak minimal 500 meter.
Tak hanya itu, Perda No 1/2016 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kaltim menyebut jarak minimal aktivitas tambang dengan permukiman adalah 1 kilometer.
“Itu artinya perusahaan tersebut sudah melanggar. Bena Baru ini merupakan salah satu kampung yang alami dampak terparah. Akses menuju daerah ini sempat terputus karena jalan Kampung Bena Baru terendam,” ucap Rupang, sapaan karibnya.
Baca Juga: 2.507 Kepala Keluarga Jadi Korban Banjir Berau, Ini Respons Bupati Sri