TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Limbah Perusahaan Diduga Cemari Sungai Perak di Kutai Barat

Diduga limbah perusahaan tambang batu bara atau sawit

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kutai Barat, IDN Times - Warga di Kampung Permai Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat resah karena Sungai Perak yang menjadi sumber kehidupan mereka diduga tercemar perusahaan tambang batu bara dan sawit yang beroperasi sekitar kampung.

Sangkaan itu diperkuat dengan ikan-ikan, udang serta bidawang (sejenis labi-labi/kura-kura punggung lunak) yang ditemukan mati mengambang dua hari lalu.

Kabar tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Permusyawatan Kampung (BPK) Permai Dones Husein pada IDN Times pada Sabtu (23/11).

"Kejadian seperti ini sudah lama," katanya.

Baca Juga: Fakta di Balik Ibu Kandung Siksa Anak sampai Patah Kaki di Samarinda

1. Sungai jadi sumber kehidupan 3 ribu warga, berharap petugas tegas

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dones bukannya tak memberikan informasi mengenai keadaan di kampungnya. Misal kepada camat, polsek hingga dinas terkait dan bupati namun belum ada respon baik.

Sejak empat tahun lalu Kampung Permai harus menghadapi nestapa seperti itu. Padahal sungai tersebut menjadi sumber penghidupan dan airnya dipakai untuk kegiatan sehari-hari oleh sebagian warga yang tak dapat jatah air bersih dari PDAM.

"Hanya Tuhan saja yang saya belum lapor," terangnya.

Kata dia, Sungai Perak itu melintas beberapa kampung, contohnya saja Kampung Damai kemudian Kampung Besiq lalu menuju Sungai Mahakam.

Sebagian besar warga di kawasan tersebut menggunakan sungai sebagai sumber mencari ikan. Dengan demikian sudah jelas, bila tercemar maka masyarakat akan kesulitan.

"Petugas jangan sampai tidur, tolonglah masyarakat di kampung ini ada 3 ribu orang," tuturnya.

2. Warga menduga limbah berasal dari perusahaan sawit atau batu bara

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dones pun sepakat, perusahaan yang beroperasi di sekitar kampung menjadi biang kerok pencemaran sungai hingga membuat ikan mati.

Total ada tiga perusahaan, dua perusahaan batu bara sisanya perusahaan sawit.

"Sawit ini yg lebih dekat dengan kampung," akunya.

Dia menambahkan, petaka itu datang setelah hujan. Besar harapan Dones laporan yang disampaikan warga segera ditindaklanjuti petugas.

Baca Juga: Siswa SD Ditemukan Mengambang, Banjir di Samarinda Makan Korban

Berita Terkini Lainnya