TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Millennial Kaltim akan Dilibatkan dalam  Membangun Pertanian di Desa

Pertanian Kaltim punya potensi berkembang jadi food estate

ilustrasi petani menanam padi di area persawahan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Samarinda, IDN Times - Sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim) punya potensi besar untuk berkembang. Melihat peluang tersebut sejumlah pemuda yang menyebut diri sebagai petani millennial menyambangi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim.

“Para pemuda (petani) millennial ini ingin berkiprah dalam pembangunan desa di Kaltim, " ujar Kepala DPMPD Kaltim Muhammad Syirajudin seperti dilansir dari rilis Pemprov Kaltim, Jumat (11/6/2021).

Baca Juga: Awas! Sempat Melandai, Positif COVID-19 di Kaltim Kembali Melonjak

1. Sepanjang 2020 Kaltim bisa hasilkan 262,86 ribu ton padi

Ilustrasi padi (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Meminjam data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2020 Kaltim bisa hasilkan 262,86 ribu ton gabah kering giling (GKG). Mengalami kenaikan sebanyak 9,04 ribu ton atau 3,56 persen dibandingkan 2019 sebesar 253,82 ribu ton GKG.

Sepuluh kabupaten/kota memiliki potensi memproduksi. Meski demikian hanya lima daerah yang benar-benar mampu menghasilkan pangan dengan jumlah besar. Urutan pertama ada Kutai Kartanegara (Kukar) dengan 119.318,9 ton, kedua Penajam Paser Utara (PPU) 46.497,8 ton, Paser 44.909,1 ton, lalu Berau dengan 24.328 ton dan Kutai Timur di peringkat kelima dengan 16.697,5 ton. Sementara posisi selanjutnya ada Samarinda yang bisa memproduksi 7,6 ribu ton GKG dalam setahun, Mahakam Ulu 1,3 ribu ton, Kutai Barat 1,3 ribu ton, Balikpapan 428 ton dan Bontang berada di urutan terakhir dengan 368 ton.

Dari 10 daerah ini, hanya tiga kabupaten yang mendapat perhatian untuk mengembangkan diri menjadi kawasan food estate, yakni Kukar, Paser dan PPU. Melihat kapasitas tersebut, Syirajudin berharap petani milenial bisa mendorong, membangun semangat masyarakat desa di segala bidang.

“Khususnya sektor pertanian, yakni bagaimana mengembangkan pertanian secara efektif dan efisien,” tandasnya.

2. Membangun desa tak bisa dilakukan secara parsial

ilustrasi pertanian (unsplash.com/Yohan Cho)

Syirajudin pun menyambut baik keinginan para petani milenial tersebut, sebab membangun desa tidak bisa hanya dilakukan secara parsial, melainkan harus secara terencana agar menyelesaikan semua permasalahan yang ada.

Nah, tugas DPMPD Kaltim adalah pendampingan di desa.

“Bagaimana masyarakat desa bisa berdaya. Sekarang saatnya karena potensi ada juga anggarannya,” terangnya.

Baca Juga: Belajar Daring Tak Efektif, DPRD Kaltim Minta Pemerintah Beri Solusi 

Berita Terkini Lainnya