Pemprov Kaltim: Tahura Bukit Soeharto Lebih Potensial Jadi Ibu Kota
Lokasi ibu kota negara bakal diumumkan pada 16 Agustus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times- Bulan Agustus Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo akan mengumumkan lokasi ibu kota baru. Ada dua lokasi yang direkomendasikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menjadi lokasi pembangunan ibu kota negara.
Pertama, di Sotek, Penajam, Penajam Paser Utara (PPU). Kedua, kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Kutai Kartanegara (Kukar).
Belakangan Pemprov Kaltim cenderung melirik Tahura Bukit Soeharto. Sebab kawasan itu dipandang lebih menguntungkan dan strategis lantaran posisinya berada di tengah, antara Samarinda dan Balikpapan, dan berdampingan dengan Paser, PPU, dan Kutai Kartanegara.
Baca Juga: Demi Ibu Kota Baru, LPJK Kaltim Kerahkan Ribuan Perusahaan Konstruksi
1. Gunakan konsep ekologi ketika membangun ibu kota
Mengenai lokasi calon ibu kota negara yang baru di Tahura Bukit Soeharto, Gubernur Kaltim, Isran Noor tak menampik. Orang nomor satu di Benua Etam itu berpendapat dari segi wilayah, kawasan Tahura Bukit Soeharto cukup tinggi karena berada 25 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Lokasi yang tinggi di kawasan perbukitan membuat bencana banjir bisa dihindari. Ia pun tahu jika Tahura merupakan kawasan konservasi yang dilindungi undang-undang, sebab itu dia menyakinkan jika dalam proses pembangunan hutan tak akan dirusak melainkan dilestarikan dan ditata ulang aga lebih terjaga. Pembangunan ibu kota akan menekankan pada konsep ekologi.
"Hutan memang perlu dipelihara. Tidak mungkin dirusak. Kami akan buatkan desainnya agar kawasan tersebut tetap terjaga. Tapi kalau ada yang ragu, saya kira itu biasa," ujarnya kepada awak media di Lamin Etam, Kegubernuran Kaltim, Samarinda, Rabu (31/7).
Dia pun maklum bila ada elemen masyarakat yang khawatir atau was-was dengan pembangunan tersebut, sebab Tahura Bukit Soeharto disebut-sebut sebagai salah satu paru-paru dunia.
Baca Juga: Pengamat: Bangun Ibu Kota Baru dengan Berazaskan Lingkungan