Sempat Meroket Rp100 Ribu Per Kilogram, Harga Cabai Perlahan Melandai
Distribusi dan kondisi komoditas jadi penentu nilai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times – Perlahan-lahan tren harga cabai di Kota Tepian—sebutan Samarinda- mengalami penurunan. Jika sebelumnya nilai per kilogramnya (kg) sempat meroket mencapai angka Rp 100 per kg, kini harganya berangsur melandai.
Hj. Suriani, pedagang di Pasar Segiri mengaku penurunan harga cabai itu terjadi sejak dua hari lalu. Sebelumnya, sehari setelah Iduladha harga cabai pernah Rp 100 ribu per kg. “Biasa memang kalau hari raya harganya naik,” ucapnya.
Baca Juga: 7 Jenis Cabai Paling Populer di Pasaran, Mana yang Paling Kamu Suka?
1. Cabai busuk bisa memengaruhi harga di pasar
Menurutnya, kenaikan harga itu wajar terjadi di pasar. Biasanya pedagang akan ikut menaikkan nilai komoditas jika ada pemicunya. Misal, sebagian besar cabai ini berasal dari Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Dari situ sudah bisa diketahui, ongkos kirim bisa memengaruhi.
“Kalau banyak busuk biasanya harganya (cabai) bisa naik,” terangnya. Berbeda dengan nilai cabai yang sudah diputik tangkainya, selisih bisa sampai Rp 5 ribu. “Lebih mahal lagi.”
Lebih lanjut, pedagang yang sudah 16 tahun berjualan di Pasar Segiri Samarinda ini menjelaskan, kenaikan harga cabai sebelum hari raya dan setelahnya itu disebabkan karena distribusinya dari Sulsel tersangkut urusan transportasi.
“Biasanya kan pakai kapal saja, kemarin itu menggunakan pesawat,” sebutnya.
Baca Juga: Resep Membuat Bakso Mercon Isi Cabai, Pedasnya Nendang Abis!