TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Setelah Bom Bunuh Diri di Medan, Polresta Samarinda Perketat Penjagaan

Pintu gerbang dijaga tiga tim, tiap tim beranggota 9 polisi

Ilustrasi pemeriksaan polisi (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times - Kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11) pagi memang bikin geger. Maklum yang diserbu adalah markas polisi. Dari informasi yang dihimpun pelakunya dua orang menggunakan atribut ojek daring atau online. Akibat kejadian tersebut sebagian besar markas polisi di Nusantara memperketat penjagaan demi menghindari hal sama terjadi. Tak terkecuali Polresta Samarinda. Namun demikian pelayanan tetap berjalan seperti biasa.

"Kami memang rutin melakukan penjagaan seperti biasa, jadi ini tinggal memperketat saja dan lebih waspada lagi," ucap AKBP Dedi Agustono, Wakapolresta Samarinda, pada Rabu (13/11).

Baca Juga: Bom Polrestabes Medan, Pelaku Pakai Modus Urus SKCK untuk Tes CPNS

1. Pengunjung yang masuk dan keluar akan diperiksa

Petugas saat memeriksa ojol yang hendak masuk ke Polresta Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, bagi warga yang hendak masuk dan keluar dari lingkungan Mapolresta Samarinda akan diperiksa sesuai prosedur yang ada. Perwira melati dua itu tak menampik bila peningkatan penjagaan dilakukan lantaran kejadian yang menimpa Mapolrestabes di Medan. Namun demikian peningkatan status siaga tak dilakukan.

"Untuk peningkatan status siaga kami menunggu perintah," tuturnya.

Dari pantauan IDN Times, gerbang polresta hanya terbuka satu saja, sementara gerbang lainnya ditutup. Hal tersebut dilakukan demi mempermudah pemantauan pengunjung yang masuk dan keluar.

Di depan gerbang ada lima polisi, mereka berjaga dengan pakaian lengkap dengan rompi anti peluru. Beberapa di antaranya membawa senjata. Total polisi yang bertugas saat itu ada sembilan. Tiga petugas lainnya berjaga di lokasi lain namun masih dalam lingkungan polresta. Total ada tiga regu, masing-masing regu kata Dedi ada sembilan orang.

"Mereka bergantian setelah berjaga 12 jam," tambahnya. Dia pun meminta warga tak perlu panik dengan prosedur ini sebab hal tersebut untuk kenyamanan bersama.

2. Para pengemudi ojol tak mengetahui peristiwa bom bunuh diri tersebut

Petugas saat memeriksa ojol yang hendak masuk ke Polresta Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Para pengunjung yang masuk ke Polresta Samarinda untuk beragam keperluan. Semuanya tak lepas dari mata pengawasan polisi ketika itu, terlebih ojek online. Misalkan, Muhammad Hery yang hendak mengantar pesanan ke dalam markas besar polisi di Kota Tepian. Dia mengaku tak tahu mengenai kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Medan.

"Makanya saya kaget, biasanya buka kaca helm saja dan masuk. Ini ada pemeriksaan," akunya. 

Dia menuturkan, pemeriksaan ini tentu menyita waktu dan merugikan walaupun bukan materi. Maklum waktu memang sangat berharga bagi para pengemudi ojol sebab mengantar pesanan harus sesuai waktu.

Sementara itu, Indra pengemudi ojek online lainnya, juga mengaku tak mengetahui peristiwa bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Ia kaget sebab tiba-tiba ada pemeriksaan rinci, hingga membuka jok dan tas dari para pengemudi ojol.

Baca Juga: Tim Gegana Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Polrestabes di Marelan

Berita Terkini Lainnya