TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stadion Palaran Rusak Parah, DPRD: Kami Sudah Sering Mengingatkan

DPRD Kaltim minta pemerintah bisa menghasilkan duit

IDN Times/Yuda Almerio

Samarinda, IDN Times - Kondisi Stadion Utama Palaran/Kaltim di Kecamatan Palaran,Samarinda memang butuh perhatian. Maklum dari pantauan IDN Times pada Rabu (30/10) dari pintu masuk menuju stadion kondisi jalan kurang baik.

Belum lagi di dalam stadion sebagian fondasi tribune penonton retak dan ambles, sementara di bagian kursi banyak sampah, lumut, tanaman hingga genangan menunggu untuk dibersihkan. Bila kondisi itu dibiarkan tak hanya akan berbahaya bagi penonton, tapi juga bangunan itu sendiri.

"Menyedihkanlah bangunan yang ada di Kaltim ini, pemerintah itu hanya bisa membangun, belum bisa merawat," kata anggota Komisi III DPRD Kaltim Syafruddin, pada Kamis (31/10).

Baca Juga: Layak Gelar Piala Dunia, Kondisi Stadion Utama Palaran Bikin Miris

1. Pemerintah harus bisa memanfaatkan aset untuk mengundang rupiah.

Retak di bagian fondasi kursi penonton Stadion Utama Palaran (IDN Times/Yuda Almerio)

Udin sapaan karibnya menerangkan, pemerintah seharusnya bisa menjaga atau memanfaatkan fasilitas itu menarik rupiah. Mengenai itu, pihaknya pun telah berkali-kali memberikan imbauan dan rekomendasi agar aset-aset daerah bekas PON ke-17 pada 2008 lalu itu dijaga.

Namun hingga saat ini, dirinya belum melihat langkah konkrit dari Gubernur Kaltim Isran Noor dan wakilnya, Hadi Mulyadi mengenai soal merawat dan menjaga aset daerah berupa bangunan yang kemudian mendatangkan uang atau menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD). Misalnya saja, Stadion Utama Palaran, Stadion Madya Sempaja, Convention Hall Samarinda dan Hotel Atlet.

"Kami sangat kecewa dengan pemerintah ini," tambahnya.

Padahal menurut politisi PKB ini, Stadion Utama Palaran punya potensi untuk terpilih sebagai venue dalam pertandingan Piala Dunia U-20. Namun harapan itu tampaknya belum bisa diwujudkan karena kondisi Stadion Utama Palaran menyedihkan. Padahal seingatnya, dulunya komplek ini begitu megah terbangun. Biaya pembangunan stadion mencapai Rp800 miliar.

"Tak dikelola dan dipelihara, gedung itu menjadi sarang hantu," tuturnya.

2. Duit Rp1,3 miliar belum cukup untuk perawatan stadion utama

IDN Times/Yuda Almerio

Kata Udin, pihaknya akan melakukan diskusi internal lebih dulu mengenai gedung terbengkalai yang juga aset daerah. Apakah nanti dibentuk panitia khusus (pansus) inventaris aset daerah atau tidak. Nanti akan didiskusikan bersama.

Semula ada wacana untuk menggandeng pihak ketiga untuk mengelola hotel atlet dan bentuk usaha lainnya yang menguntungkan di stadion ini, namun tidak terlaksana. Uang perawatan kompleks stadion olahraga ini hanya Rp1,3 miliar dan itu tidak cukup untuk mengurus stadion seluas 88 hektare ini. Menurut Udin setidaknya perlu Rp2 miliar untuk perawatan stadion namun uang itu harus jelas penggunaannya.

"Jangan sampai kepala UPTD-nya hanya bisanya meminta uang untuk perawatan tapi tidak bisa menghasilkan uang," tegasnya lagi.

3. Sudah lama DPRD Kaltim meneriakkan persoalan inventarisasi aset

Lumut dan sampah di Stadion Utama Palaran Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub menuturkan, dari dulu memang pihaknya mengkhawatirkan hal seperti ini terjadi. Itu sebabnya, dirinya tak kaget bila Stadion Utama Palaran tak ditunjuk apalagi dilirik sebagai tempat digelarnya pertandingan Piala Dunia U-20.

Sejak lama DPRD Kaltim meneriakkan persoalan inventarisasi aset bangunan bekas PON 2008, namun permintaan itu belum direspons. Mulai dari zamannya Gubernur Awang Faroek hingga saat ini zamannya Gubernur Isran.

"Saya sudah sampaikan berulang-ulang kali (soal kondisi aset gedung daerah) itu di forum. Tapi kami juga mengakui DPRD punya kesalahan karena tak mengawal sampai selesai," tegasnya.

Baca Juga: Kondisi Stadion Palaran Miris, PSSI Kaltim: Masak Mbappé Main di Sana

Berita Terkini Lainnya