Sudah Sedot Triliunan Rupiah, Banjir di Samarinda Masih Terjadi
Dewan sebut banjir Samarinda adalah kegagalan visi wali kota
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Persoalan banjir di Samarinda, Kalimantan Timur, bukan barang baru, saban tahun digaransi terjadi. Dan paling merasakan dampaknya itu masyarakat. Seharusnya pemerintah lebih peka dengan kondisi tersebut. Demikian dikatakan Ketua Komisi III DPRD Samarinda Angkasa Jaya saat dikonfirmasi IDN Times pada Rabu (27/5) sore.
“Masalah banjir itu dari dulu gak pernah tuntas. Tergantung keseriusan (goodwill) pemerintah saja lagi,” ujarnya.
1. Demi atasi persoalan banjir di Samarinda, pemerintah sudah menghabiskan triliunan rupiah
Demi atasi banjir di ibu kota Kaltim dana yang dikeluarkan tak sedikit. Jumlahnya triliunan bahkan dilengkapi dengan perencanaan mitigasi, namun hasilnya dirasa tak maksimal. Data dihimpun IDN Times, pada 2008 lalu, Pemkot Samarinda sempat mendapat kucuran dana Rp602 miliar dari Pemprov Kaltim.
Data dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kaltim, sejak 2014 anggaran banjir dari Pemprov Kaltim berkisar antara Rp40–60 miliar. Ditambah lagi, suntikan dana banjir dari pusat. Namun ujungnya, genangan tetap menghantui hingga menjadi momok bagi masyarakat.
Pada 2015, Pemkot Samarinda mengalokasikan anggaran sebesar Rp278,54 miliar. Duit sebanyak itu digunakan pembangunan kolam retensi, normalisasi saluran drainase, pembangunan pintu air dan pembangunan bendungan pengendali (bendali).
Kemudian pada 2016, dana kembali diturunkan. Pemkot Samarinda mengalokasikan Rp131,7 miliar. Duit tersebut dipakai untuk pembuatan drainase dan pengerukan Polder Gang Indra, Jalan Pangeran Antasari.
Bahkan, tahun lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) menetapkan Samarinda masuk dalam daftar 20 daerah rawan banjir di Indonesia. Kabar baiknya, tahun ini, Pemprov Kaltim kembali membantu Samarinda mengatasi banjir dan bakal masuk proyek strategis nasional (PSN). Utamanya pengerukan di Sungai Karang Mumus (SKM).
“Jangan sampai lagi Pemkot Beralasan tak ada anggaran dan masterplan banjir itu sampai sekarang gak ada kisahnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Kezia, Perempuan Relawan Kemanusiaan saat Musibah Banjir di Samarinda
Baca Juga: Banjir Tiga Hari, Pemkot Tetapkan Status Samarinda Tanggap Darurat