TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral, Hujan Es Bikin Heboh Warga Samarinda

Jagad maya ikut ramai karena hujan es

Ilustrasi hujan es (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Prib)

Samarinda, IDN Times - Warga Ibu Kota Kalimantan Timur, Samarinda, dibikin terkejut dengan fenomena hujan es yang terjadi di Kawasan Jalan HAM Rifaddin, Samarinda Seberang pada Kamis (21/11) siang.

Peristiwa tersebut viral di jagad maya Kota Tepian. Adalah Bonar Chaniago yang mengunggah video tersebut ke media sosial. Dalam video berdurasi dua menit tersebut, dia dan rekannya dibikin kagum dengan peristiwa langka. Maklum hal tersebut belum pernah terjadi di Samarinda.

"Pertama hujan deras dan petir, eh, kenapa kok keras sekali airnya. Akhirnya saya berlindung sama (kawan), terus kok ada putih-putih besar di sana," ucapnya dalam video tersebut.

Baca Juga: Bocah Tiga Tahun di Samarinda Disiksa Ibu Kandung hingga Patah Kaki

1. Dikira hujan biasa, tapi setelah diperiksa ada butiran es jatuh dari langit

Ilustrasi jika musim hujan tiba (ANTARA FOTO/Rahmad)

Sebelum video itu terekam rupanya, Bonar dan kawannya itu mencoba menarik akal sehat tatkala melihat kejadian aneh itu. Dia kemudian meminta salah satu rekannya mengambil butiran yang disebutnya es tersebut. Bahkan, beberapa es yang berjatuhan ada yang seukuran kepalan tangan manusia. 

"Pas saya lihat itu, saya bilang ini bukan hujan biasa ini. Coba lihat ternyata baru sadar ternyata hujan es ini, baru saya  rekam," ungkap Bonar.

Di dalam gambar gerak itu, dia mencoba mengambil salah satu contoh es yang jatuh dari langit. Butiran bening itu memang serupa es. Tak cukup sampai di situ, dia kembali mencoba meyakinkan dengan memegang air hujan yang turun dengan derasnya.

"Dinginnya eh, kayak air es," sebutnya.

2. Fenomena hujan es merupakan peristiwa alami karena siklus cuaca

Butiran hujan es di Samarinda Seberang (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dikonfirmasi, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Riza Arian Noor mengatakan, fenomena hujan es itu merupakan peristiwa alami karena siklus cuaca.

Lazimnya sebelum itu terjadi, akan ada hujan lebat kemudian petir dan angin kencang. Fenomena ini juga biasa terjadi saat masa transisi atau musim pancaroba. Namun untuk terjadinya peristiwa ini bergantung kepada dinamika atmosfer dan didukung oleh labilitas udaranya.

"Mungkin saja terjadi kalau pertumbuhan awan cumulonimbusnya tinggi," sebutnya.
Meski demikian, pihaknya belum bisa memberi garansi terkait fenomena tersebut sebab BMKG Samarinda saat ini belum bisa memprediksi atau membaca potensi fenomena semacam karena tidak memiliki radar cuaca. Saat ini BMKG hanya memprediksi cuaca melalui citra satelit.

"Sebenarnya potensi-potensi ini bisa dideteksi BMKG jika kami memiliki fasilitas radar cuaca, kebetulan untuk BMKG Samarinda kita belum punya alat tersebut adanya di stasiun Balikpapan," tambahnya.

Baca Juga: Bojonegoro Dilanda Hujan Es dan Angin Kencang, Beberapa Rumah Rusak

Berita Terkini Lainnya