TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada! Kasus COVID-19 di Kaltim Bisa Tiba-tiba Melonjak Tajam

Masih ada 1.218 spesimen menanti pemeriksaan laboratorium

Ilustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Samarinda, IDN Times - Lantaran punya akumulasi kasus virus corona atau COVID-19 lebih dari seratus, Samarinda masuk zona merah menyusul Balikpapan. Dengan status tersebut Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim pun minta warga waspada.

“Harus taat dengan protokol kesehatan,” ujar Andi Muhammad Ishak, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim saat dikonfirmasi pada Senin (20/7/2020).

Baca Juga: Terbanyak Rawat Positif COVID-19 di Kaltim, Samarinda Masuk Zona Merah

1. Masih ada 803 sampel swab dari Samarinda yang menunggu proses pemeriksaan

Andi Muhammad Ishak, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim (IDN Times/Yuda Almerio)

Hingga saat ini, Ibu Kota Kaltim ini punya akumulasi positif COVID-19 sebanyak 868 kasus. Kurang 131 maka total pasien positif corona di Benua Etam genap seribu kasus. Kata Andi hal tersebut bisa saja terjadi mengingat saat ini sampel swab yang menanti pemeriksaan 1.218 spesimen.

Khusus Samarinda totalnya ada 803 sampel. Tak hanya itu saat sejumlah klaster baru bermunculan. Jumlahnya tujuh klaster. Mulai dari klaster BNN Kaltim, BUMN, pelaku perjalanan BJM, SMD71, Korem 091, KT2, dan KKR87.

“Jadi memang harus waspada. Jangan sampai terjadi peningkatan kasus secara masif dan kita tak siap,” sebutnya.

2. Rumah sakit lain harus siap menampung pasien positif COVID-19 bila terjadi peningkatan kasus

Ilustrasi swab test. IDN Times/Debbie Sutrisno

Kesiapan dimaksud Andi ialah rumah sakit yang menangani pasien positif COVID-19. Saat ini di Samarinda hanya ada dua. RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan RS Karantina COVID-19.

Sebelumnya RSUD IA Moeis juga juga membantu rumah sakit rujukan merawat pasien positif. Belakangan rumah sakit daerah ini tutup sebab belasan tenaga kesehatan terpapar corona. Besar harapan Andi agar kasus senada tak terjadi lagi.

“Jangan sampai ada (kasus RSUD IA) Moeis kedua, karena banyaknya kasus dan rumah sakit belum siap. Makanya kami juga ingin rumah sakit lain siapkan ruangan khusus untuk menangani pasien COVID-19 ini,” pintanya.

Baca Juga: 19 Nakes di Samarinda Positif COVID-19, Tertular dari Transmisi Lokal

Berita Terkini Lainnya