TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada! Satu Per Satu Petugas Medis di Kaltim Terjangkit COVID-19

Empat kali terjadi di Kaltim, total 55 nakes positif corona

Ilustrasi tenaga medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Samarinda, IDN Times - Virus corona atau COVID-19 bisa menyerang siapa saja tanpa pandang status. Tak terkecuali petugas medis sebagai garda terdepan yang menangani wabah tersebut. Demikian dikatakan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak.

“Dan memang tenaga kesehatan ini paling rentan karena mereka yang berhadapan langsung dengan wabah,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (30/7/2020) sore.

1. Satu per satu petugas medis di Kaltim terpapar COVID-19

Andi Muhammad Ishak, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim (IDN Times/Yuda Almerio)

Kasus petugas medis terpapar virus corona bukan kali pertama di Kaltim. Dari catatan IDN Times, kasus paling awal terjadi pada 14 Juli 2020 persisnya 15 hari lalu. Kala itu 19 tenaga medis dari RSUD Inche Abdoel Moeis terkonfirmasi corona, seluruh pelayanan di rumah sakit daerah itu tutup sementara. Lalu menyusul Paser pada 18 Juli 2020. Satu nakes dari klinik di Kecamatan Batu Sopang terkonfirmasi positif corona.

Lalu Samarinda tiga hari lalu persisnya 28 Juli 2020, sebanyak 6 nakes terpapar COVID-19, dua hari kemudian jumlahnya bertambah menjadi 21 orang. Teranyar pada Kamis sore ada 14 tenaga kesehatan (nakes) RSUD Beriman Balikpapan terkonfirmasi positif virus corona atau COVID-19. Akibatnya UGD RSUD Beriman ditutup sementara.

“Dengan kondisi ini screening harus cepat dilakukan sehingga penyebaran wabah bisa cepat dicegah,” tegasnya.

Baca Juga: [BREAKING] Nakes Positif COVID-19 dari RSUD AWS Samarinda Bertambah

2. Dua hal yang menyebabkan petugas medis terpapar virus corona

Ilustrasi swab test. IDN Times/Debbie Sutrisno

Apabila petugas kesehatan sampai terpapar positif corona, kata Andi, hanya ada dua penyebab. Pasien tak jujur dalam memberikan keterangan mengenai riwayat penyakit, perjalanan kepada perawat dan dokter atau dari tenaga medisnya yang kurang cekatan menggali informasi. Jika keduanya lengkap, maka penanganan bisa cepat ditunaikan, dengan demikian bisa diketahui pasien ini terduga COVID-19 atau bukan.

“Dua hal ini bisa menjadi evaluasi secara umum,” katanya.

Baca Juga: Nakes Positif COVID-19 Bertambah, Sebagian Pelayanan RSUD AWS Dibatasi

Berita Terkini Lainnya