Balikpapan Harap Bendungan Sepaku-Semoi Penuhi Defisit Air Baku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Distribusi air baku di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) masih minus 21 persen di seluruh masyarakat. Cakupan distribusi air di Balikpapan masih berkisar 79 persen sejak 2019 lalu.
"PDAM belum berani meningkatkan target cakupan lantaran masih terkendala beberapa alasan. Antara lain dipengaruhi pertambahan penduduk," ujar Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Manuntung, Haidir Effendi, Rabu (19/5/2021).
Persentase cakupan ini menjadi salah satu masalah yang sering disuarakan warga kota. Terutama saat reses para wakil rakyat, baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi. Rata-rata hasil resesnya mencatat minimnya kuantitas air baku yang didistribusikan ke masyarakat.
1. Pertambahan penduduk tidak sebanding dengan supai
Haidir mengatakan, pengembangan infrastruktur PDAM tidak sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk Balikpapan. Pertambangan penduduk Balikpapan cukup tinggi dari angka kelahiran hingga migrasi dari kota lain.
Apalagi semenjak pemerintah menetapkan Kaltim sebagai lokasi ibu kota negara (IKN) baru berlokasi di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Kaum pendatang memilih menetap di Balikpapan sebagai kota satelit IKN.
"Ini juga menjadi tantangan bagi kami," jelasnya.
Baca Juga: Waduk Kota Surut Mendadak, Balikpapan akan Terjunkan Tim Investigasi
2. Perlu dukungan semua pihak
Menurut Haidir, Perumda sangat berharap pemenuhan kebutuhan air baku didukung oleh pihak terkait. Misalnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan sebagai pihak yang diberi amanah untuk menyelesaikan pembangunan Embung Aji Raden yang berlokasi di pesisir sebelah timur Balikpapan, dengan dukungan anggaran dari pemerintah pusat. Namun, ia menyadari, kondisi keuangan negara masih belum bisa mengakomodasi semua kegiatan-kegiatan di daerah lantaran kondisi ekonomi masih bergumul dengan COVID-19.
"Kalau itu sudah jadi, baru kita dapat akses," katanya.
Itupun, kata dia, tidak menjamin pemenuhan kebutuhan air baku, lantaran hanya bisa menambah sekitar 150 liter per detik.
"Kita tuh kurangnya seribu. Kalau semua mau dilayani minimal ada seribu liter per detik tambahan air baku," tukasnya.
3. Berharap SPAM Semoi-Sepaku
Satu-satunya solusi untuk mencapai tambahan 1.000 liter per detik itu, kata dia, berharap dari sistem pengolahan air minum (SPAM) dari Semoi-Sepaku, yang masuk wilayah Penajam Paser Utara (PPU).
Namun demikian, pihaknya tetap mengusahakan agar tahun ada penambahan maksimal 3 ribu sambungan baru.
"Kita tidak muluk-muluk. Karena tambahan air baku kita terbatas. Itu target optimis, tapi bisa saja diperjalanan tidak sampai karena ada beberapa kendala," tutupnya.
Baca Juga: Balikpapan Kembalikan 3.200 Dosis AstraZaneca Batch 547 ke Pusat