Raih 14 Medali di FORNAS, Tim Karate Banjarbaru Pulang Cedera dan Berutang

Banjarbaru, IDN Times – Tim Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Korca Kota Banjarbaru berhasil menorehkan prestasi membanggakan pada Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, akhir Juli lalu. Namun, di balik raihan medali itu tersimpan kisah haru perjuangan para atlet yang minim dukungan.
Pada cabang karate tradisional, FKTI Kalimantan Selatan (Kalsel) keluar sebagai juara umum dengan total 33 medali, terdiri dari 15 emas, 8 perak, dan 10 perunggu. Dari jumlah itu, kontingen FKTI Banjarbaru menjadi penyumbang terbesar dengan 14 medali—8 emas, 3 perak, dan 3 perunggu.
Meski sukses mengharumkan nama daerah, tim ini mengaku tak mendapat perhatian pemerintah. "Sangat disayangkan, prestasi ini belum juga diapresiasi baik oleh Pemkot Banjarbaru maupun Pemprov Kalsel. Jangankan bonus, biaya keberangkatan saja ditanggung sendiri," kata Pembina FKTI Korca Banjarbaru, Nur Wakib, kepada IDN Times, Senin (25/8/2025).
1. Atlet patungan duit hingga sebar proposal ke swasta

Manajer tim, Irosina, menuturkan keterbatasan dana memaksa pihaknya mengurangi jumlah atlet yang diberangkatkan. Dari rencana 20 orang, hanya 9 atlet yang bisa ikut bertanding. "Tidak mungkin dibatalkan, karena mereka sudah latihan sejak awal tahun. Akhirnya kami kurangi jumlah atlet," ujarnya.
Dari sembilan atlet itu, hanya satu yang biaya keberangkatannya ditanggung Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kalsel. Sisanya harus mencari dana sendiri. "Kami sudah coba mengetuk dinas terkait, tapi tak ada anggaran. Akhirnya patungan dan mengajukan proposal ke swasta," ungkap Irosina.
Dari kebutuhan Rp141 juta, tim hanya berhasil mengumpulkan sekitar Rp32 juta dari sponsor dan donatur. Kekurangannya ditutup dengan pinjaman.
2. Atlet cedera dan tidak punya uang beli tiket pulang

Perjuangan makin berat setelah salah satu atlet andalan, Tsania Rizqa Weninda (22), peraih medali emas, mengalami cedera lutut serius (ACL) hingga harus menjalani operasi.
Masalah keuangan pun masih menghantui. Uang untuk membayar hotel dan tiket pulang tidak mencukupi. "Kami sudah sampaikan langsung ke Sekdaprov Kalsel yang juga Ketua KORMI, M Syarifuddin, saat di NTB, tapi tak ada solusi," kata Irosina.
Akhirnya, tim terpaksa meminjam Rp37 juta dari tokoh NTB, TGH Hazmi Hamzar. "Beliau melihat kondisi anak-anak, merasa kasihan, lalu meminjamkan uang. Dua hari setelah tanding, kami bisa pulang ke Banjarbaru," tambahnya.
Pelatih tim, Irwan Januardi, hanya bisa bersyukur atas kerja keras atletnya. "Alhamdulillah hasilnya sesuai harapan, meski dengan keterbatasan. Kami masih berharap ada perhatian pemerintah, karena hingga kini utang tiket masih ada," tuturnya.
3. Harapan pelatih dan respons Wali Kota Banjarbaru

Hingga berita ini diturunkan, Sekdaprov Kalsel sekaligus Ketua KORMI, M Syarifuddin, belum merespons permintaan konfirmasi.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru, Hj Erna Lisa Halaby, menyebut sudah mengomunikasikan masalah ini ke dinas terkait untuk mencari solusi. "Rencana nanti saya jadwalkan pertemuan setelah selesai tugas di luar daerah," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (26/8/2025).