SSB Haus Soccer Banjarmasin dalam Memupuk Olahraga Sepak Bola

Mengajarkan teknik dasar bermain sepak bola

Banjarmasin, IDN Times - Sepak bola masih diminati mayoritas masyarakat di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel). Bahkan tidak sedikit para orangtua di Banjarmasin yang rela menyekolahkan anaknya belajar sekolah sepak bola (SSB). 

Alasannya macam-macam, ada yang ingin agar anaknya menjadi atlet profesional, tetapi tidak sedikit di antara mereka yang sekadar mengisi kegiatan ekstrakulikuler. 

1. Manajemen SSB Haus Soccer Banjarmasin

SSB Haus Soccer Banjarmasin dalam Memupuk Olahraga Sepak BolaSekolah Sepak Bola Haus Soccer Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Foto SSB Haus Soccer Banjarmasin

Manajemen SSB Haus Soccer Banjarmasin Indra Syafruddin mengatakan, pihaknya menerima 85 siswa yang belajar sepak bola di tempat. Para orangtua mengharapkan agar anak-anaknya mempelajari pengetahuan tentang sepak bola dalam ekstrakulikuler. 

Tentunya keinginan orangtua ini seiring dengan konsep Haus Soccer Banjarmasin di mana tujuannya berdiri agar olahraga sepak bola bisa digemari masyarakat. Tidak harus di antara anak-anak ini menjadi pemain sepak bola profesional.  

"Mengenalkan sepak bola dulu, ini yang menjadi terpenting dalam sekolah kami. Siswa Haus Soccer tidak menjadi prestasi, tapi bagi kami prestasi apabila siswa sudah menguasai sepak bola," katanya, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga: Bencana Banjir Rob dan Hujan Lebat Mengancam Kota Banjarmasin

2. Kecintaan pada olahraga sepak bola

SSB Haus Soccer Banjarmasin dalam Memupuk Olahraga Sepak BolaSekolah Sepak Bola Haus Soccer Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Foto SSB Haus Soccer Banjarmasin

Indra sangat menggemari olahraga sepak bola. Ia mengaku tidak terlalu mempersoalkan perolehan keuntungan dari usahanya SSB yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir. 

Setidaknya biaya operasional sekolah sudah terpenuhi, seperti sewa lapangan dan perawatan perlengkapan latihan. 

Para siswa SSB ini tidak seluruhnya berasal dari keluarga berada. Ada beberapa siswa SSB yang berasal dari keluarga miskin yang kesulitan membayar uang iuran. 

Resminya, setiap siswa wajib membayar Rp20 ribu per latihan, tetapi fakta di lapangan tidak demikian. 

Ada yang membayar Rp25 ribu per bulan hingga mereka yang tidak membayar iuran sama sekali. 

"Tetap kami tampung, yang terpenting biaya operasional lapangan bisa terpenuhi maka latihan bisa dilanjutkan," katanya.

Bantuan sponsor Bank Kalsel pun masih berupa kostum sepak bola sebagai pendukung latihan.

3. Kurikulum SSB di Banjarmasin

SSB Haus Soccer Banjarmasin dalam Memupuk Olahraga Sepak BolaSekolah Sepak Bola Haus Soccer Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Foto SSB Haus Soccer Banjarmasin

Lebih lanjut, Indra menyebutkan, sekolahnya menerapkan kurikulum lazim dipergunakan 13 negara di dunia. Kurikulum ini berkiblat dari Buku Wiel Courver.

Buku ini mengajarkan banyak hal tentang bermain sepak bola. Tak hanya cara menendang, tetapi juga tentang mendrible bola hingga berlari dalam sepak bola. 

FIFA secara resmi sudah merekomendasikan materi kurikulum dalam buku ini. 

"Mulai cara berlari diajarkan dalam pelatihan kami. Bagaimana bisa menendang, kalau cara larinya saja salah. Ini banyak saya temui saat mengajarkan siswa yang baru masuk," ucapnya.

Sehari-hari, Indra menyewa lapangan di Minisocer Ufik Banjarmasin. Sekolah ini memiliki 8 orang tenaga pelatih yang menangani siswa usia Kelas PAUD, Pembinaan, dan Prestasi.

Lewat SSB ini, Indra setidaknya bisa menanamkan tentang bagaimana bermain sepak bola dengan benar. Mayoritas anak-anak zaman sekarang bermain sepak bola berbekal pengalaman autodidak. 

Padahal semestinya mereka mengenal tentang dasar-dasar bermain sepak bola. 

4. Pengakuan orangtua siswa SSB

SSB Haus Soccer Banjarmasin dalam Memupuk Olahraga Sepak BolaSSB Tumpass berlaga di Kuala Lumpur (Doc SSB Tumpass for IDN Times)

Salah seorang orangtua murid bernama Nizar mendaftarkan anaknya agar turut berlatih dalam SSB Haus Soccer Banjarmasin. Terlebih sepak bola sudah menjadi hobi anaknya. 

Karenanya, Nizar mengaku akan sepenuhnya mendukung anaknya yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Salah satunya dengan mendaftarkannya mengikuti program latihan SSB Haus Soccer Banjarmasin. 

"Semoga apa yg menjadi keinginan anak kami bisa terwujud dengan masuk di akademi sepak bola," paparnya. 

Ia tak keberatan mengeluarkan banyak modal untuk kebutuhan sepak bola untuk anaknya. Misalnya mulai dari perlengkapan sepatu, kaos, uang saku, dan hingga biaya latihan di SSB.

"Untuk biaya SSB sangat terjangkau sekali yaitu Rp125 ribu," sebutnya.

Baca Juga: Puluhan Siswa di SDN Banjarmasin Terpapar Penyakit Kulit Scabies 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya