Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alternatif Pendidikan untuk Membantu Menghindari Pernikahan Dini

ilustrasi berpegangan tangan di hari pernikahan (pexels.com/Trung Nguyen)

Pernikahan dini adalah salah satu isu sosial yang masih terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan untuk menikah di usia muda, seperti tekanan ekonomi, tradisi, dan rendahnya akses terhadap pendidikan.

Sayangnya, pernikahan dini sering kali membawa dampak negatif bagi kesehatan, psikologis, dan kesejahteraan jangka panjang, terutama bagi anak perempuan. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah pernikahan dini adalah melalui pendidikan.

Alternatif pendidikan yang inklusif dan aksesibel dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko pernikahan dini. Beragam pendekatan pendidikan yang fokus pada pemberdayaan remaja, khususnya perempuan, dapat membuka peluang bagi mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik terkait masa depan.

Berikut adalah beberapa alternatif pendidikan yang bisa membantu menghindari pernikahan dini.

1. Pendidikan keterampilan hidup (life skills education)

ilustrasi remaja sedang belajar secara daring (pexels.com/Julia M Cameron)

Pendidikan keterampilan hidup memberikan remaja pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Materi yang diajarkan mencakup keterampilan komunikasi, pengelolaan emosi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.

Melalui pendidikan ini, remaja diajarkan untuk lebih percaya diri dan mampu menolak tekanan sosial, termasuk pernikahan dini. Dengan memiliki keterampilan hidup yang baik, remaja akan lebih siap untuk menavigasi kehidupan mereka secara mandiri.

Pendidikan ini juga memberi mereka kesempatan untuk merencanakan masa depan yang lebih cerah tanpa terpaksa menjalani pernikahan di usia muda. Mereka akan lebih sadar akan pentingnya melanjutkan pendidikan dan mengembangkan potensi diri sebelum memutuskan untuk menikah.

2. Pendidikan kesetaraan (kejar paket A, B, C)

ilustrasi pendidikan kesetaraan (pexels.com/fauxels)

Pendidikan kesetaraan memberikan kesempatan bagi remaja yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan. Melalui program ini, mereka dapat menyelesaikan pendidikan setara SD, SMP, atau SMA tanpa harus berhenti di tengah jalan.

Dengan pendidikan yang lebih tinggi, remaja memiliki peluang lebih besar untuk menghindari pernikahan dini dan memilih jalur karier.

3. Pendidikan seksualitas komprehensif

ilustrasi jeruk sebagai gambaran reproduksi wanita (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Pendidikan seksual yang komprehensif tidak hanya fokus pada aspek biologis, tetapi juga mencakup hubungan sehat, kesetaraan gender, dan hak-hak reproduksi. Pemahaman ini membantu remaja membuat keputusan yang lebih bijak tentang masa depan mereka dan menolak tekanan untuk menikah dini.

Melalui pendidikan seksualitas yang tepat, remaja dapat membuat keputusan yang lebih matang terkait hubungan dan perkawinan. Pendidikan ini bukan hanya mencegah pernikahan dini, tetapi juga mengurangi risiko kehamilan remaja yang sering menjadi faktor pendorong pernikahan usia dini. Pengetahuan yang memadai membantu remaja untuk lebih mengontrol hidup mereka.

4. Program literasi keuangan

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/karolina-grabowska)

Program yang mengajarkan keterampilan keuangan dasar dapat memberi anak perempuan dan laki-laki alat untuk mandiri secara finansial. Program ini mengajarkan remaja tentang menabung, investasi, anggaran, dan pemahaman tentang cara kerja keuangan secara umum.

Dengan pemahaman keuangan yang lebih baik, remaja dapat melihat masa depan mereka secara lebih mandiri dan memiliki kesempatan untuk merencanakan karier serta tujuan jangka panjang. Pemahaman ini membuat mereka lebih sadar bahwa pernikahan dini seringkali bukan solusi ekonomi yang baik.

5. Pendidikan vokasional

ilustrasi seorang perempuan sedang merajut (pexels.com/Miriam Alonso)

Pendidikan vokasional menyediakan pelatihan keterampilan teknis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja. Program ini memberi remaja keterampilan praktis seperti menjahit, merajut, memasak, merawat diri, hingga teknologi. Dengan keterampilan ini, mereka dapat mandiri secara finansial dan tidak bergantung pada pernikahan sebagai sarana untuk bertahan hidup.

Selain meningkatkan keterampilan, pendidikan vokasional juga membuka peluang bagi remaja untuk memasuki pasar kerja lebih awal dengan keterampilan yang mereka miliki. Hal ini dapat mengurangi tekanan untuk menikah demi alasan ekonomi. Pendidikan vokasional membantu mereka merasa memiliki kontrol atas masa depan mereka sendiri, sehingga lebih mungkin untuk menunda pernikahan.

Pendidikan adalah kunci dalam mengatasi banyak masalah sosial, termasuk pernikahan dini. Dengan meningkatkan akses pendidikan dan menciptakan program-program yang relevan dengan kebutuhan remaja, kita bisa membantu mengurangi angka pernikahan dini secara signifikan.

Semua pihak, baik itu pemerintah, orang tua, sekolah, dan komunitas, perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sharma Khan
EditorSharma Khan
Follow Us