Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Mitos Sejarah Dunia yang Sering Bikin Salah Kaprah

ilustrasi Christopher Columbus (The Landing of Columbus karya Dióscoro Puebla)

Balikpapan, IDN Times - Di era globalisasi saat ini, informasi dapat diakses dengan mudah melalui berbagai medium, baik daring maupun luring. Namun, tidak semua informasi yang beredar merupakan fakta yang benar. Kesalahan penafsiran, informasi yang tidak lengkap, dan berbagai faktor lainnya sering menyebabkan informasi yang salah.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah penafsiran fakta sejarah. Banyak fakta sejarah yang telah disalahartikan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Lalu, apa saja fakta sejarah yang sering salah dipahami? Berikut adalah ulasan lengkap mengenai beberapa penafsiran sejarah yang sering keliru.

1. Flu spanyol tidak berasal dari negara Spanyol

ilustrasi situasi pandemi karena virus (pixabay.com/toyquests)

Flu Spanyol, yang melanda dunia antara 1918 hingga 1920, dikenal sebagai salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah. Virus ini mengakibatkan kematian setidaknya 50 juta orang, angka yang jauh melebihi korban tewas dalam Perang Dunia I, yang mencapai sekitar 17 juta orang.

Meskipun flu ini dikenal dengan nama "Flu Spanyol," tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Spanyol adalah negara pertama yang terkena dampak. Sebaliknya, ada indikasi bahwa penyakit ini mungkin mulai menyebar dari Kansas, Amerika Serikat. Penamaan "Flu Spanyol" mungkin disebabkan oleh fakta bahwa Spanyol, sebagai negara netral selama Perang Dunia I, memiliki kebebasan media yang memungkinkan berita tentang pandemi ini lebih banyak dilaporkan. Bahkan, kabarnya, Raja Spanyol saat itu juga terjangkit penyakit ini.

2. Napoleon Bonaparte bukan orang yang pendek

ilustrasi Napoleon Bonaparte (Napoléon on the Battlefield of Eylau karya Antoine-Jean Gros)

Napoleon Bonaparte dikenal dengan julukan Le Petit Caporal atau "Kopral Kecil," yang sering menimbulkan kesan bahwa ia seorang pria yang pendek. Julukan ini juga didukung oleh catatan yang menyebutkan bahwa Napoleon memiliki tinggi 5 kaki 2 inci pada saat kematiannya.

Namun, ukuran tersebut menggunakan satuan Prancis yang berbeda dari sistem internasional. Dalam satuan internasional modern, tinggi Napoleon sebenarnya sekitar 5 kaki 7 inci. Pada masa itu, rata-rata tinggi pria Prancis adalah sekitar 5 kaki 5 inci dalam satuan internasional. Dengan demikian, Napoleon sebenarnya tergolong cukup tinggi untuk standar pada masanya.

3. Christopher Columbus bukan orang pertama yang menemukan benua Amerika

ilustrasi Christopher Columbus (The Landing of Columbus karya Dióscoro Puebla)

Banyak literatur mengenai Christopher Columbus yang menemukan Amerika pada 1492. Faktanya, saat itu Amerika sudah dihuni oleh ratusan negara kecil dan kerajaan-kerajaan seperti Aztec dan Inca. Columbus juga bukan orang Eropa pertama yang menemukan Amerika melalui lautan. Suku pelaut dari Skandinavia atau biasa disebut viking lebih dahulu menjelajahi Amerika Utara dan Greenland pada awal abad ke-10.

Columbus sebenarnya adalah orang Eropa pertama dalam sejarah yang menaklukkan sebagian kecil benua di Amerika. Ia juga membangun jalur perdagangan di sana. Columbus kemudian secara masif memonetisasi hal tersebut. Semua kegiatannya itu kemudian menjadi salah penafsiran bahwa Columbus menemukan benua Amerika.

4. Viking tidak mengenakan helm bertanduk

ilustrasi Viking (Saint Olav at the Battle of Stiklestad karya Peter Nicolai Arbo)

Banyak karya fiksi, seperti film, serial, dan anime, menggambarkan Viking dengan helm bertanduk. Namun, gambaran ini ternyata tidak akurat. Meskipun ada penemuan helm bertanduk di Denmark, artefak tersebut berasal dari tahun 900 SM, jauh sebelum era Viking yang sebenarnya dimulai pada abad ke-9 Masehi.

Menurut The History Channel, Viking sebenarnya tidak mengenakan helm bertanduk. Sebagian besar dari mereka mungkin bertelanjang kepala atau memakai tutup kepala dari kulit.

Kesalahpahaman ini kemungkinan berawal dari lukisan seniman Swedia, Gustav Malmstrom, yang menggambarkan seorang pria kekar dengan helm bertanduk dan mengidentifikasikannya sebagai Viking. Representasi ini kemudian diperkuat oleh beberapa opera yang menampilkan kostum helm bertanduk, yang semakin memperkuat kesalahan persepsi ini.

5. Cleopatra bukanlah orang Mesir

ilustrasi Cleopatra (Cleopatra on the Terraces of Philae karya Frederick Arthur Bridgman)

Cleopatra sering dianggap sebagai orang Mesir pada masanya, dikenal dengan penampilan dan perilaku yang mirip dengan reinkarnasi Dewi Isis dari mitologi Mesir kuno. Namun, Cleopatra sebenarnya berasal dari keluarga Yunani, yakni Dinasti Ptolomeus, yang memerintah Mesir setelah penaklukan Alexander Agung. Cleopatra adalah anggota pertama dari dinasti tersebut yang mempelajari bahasa Mesir.

Penting untuk menyampaikan fakta sejarah dengan benar, karena kesalahpahaman dapat mempengaruhi sudut pandang seseorang terhadap sejarah dan budaya tertentu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us