Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Beban Anak Bungsu Nggak Selalu Enak, Ini yang Sering Mereka Pikul!

Ilustrasi keluarga (pexels.com/Askar Abayev)
Ilustrasi keluarga (pexels.com/Askar Abayev)

Samarinda, IDN Times - Banyak orang bilang jadi anak bungsu itu enak banget—dimanjain, nggak banyak tuntutan, dan selalu jadi pusat perhatian keluarga. Tapi, siapa sangka, ada beban tersendiri yang sering ditanggung oleh anak bungsu?

Yuk, kita bahas apa aja yang biasanya dirasain anak bungsu di dalam keluarga!

1. Harus menyenangkan semua orang

Ilustrasi menghibur (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi menghibur (pexels.com/Pixabay)

Kelihatannya sih, jadi anak bungsu bebas aja. Tapi, kalau kakak-kakaknya pernah bikin kesalahan di mata orang tua, biasanya si bungsu harus "menebus" kesalahan itu. Dia sering dipaksa buat jaga nama baik keluarga dan nggak boleh bikin kesalahan yang sama.

Ada tekanan ekstra buat selalu berprestasi dan jadi "anak sempurna" yang nggak mengecewakan.

2. Harus rela dicap manja

Ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)
Ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)

Dari kecil, anak bungsu udah diharapkan jadi pelipur lara bagi orang tua dan kakak-kakaknya. Kehadirannya bikin suasana keluarga jadi lebih ceria. Sayangnya, meskipun dianggap manja, nggak sedikit anak bungsu yang harus ngerasain susahnya masa-masa keluarga lagi terpuruk, entah secara finansial atau emosional.

Jadi, sebenarnya nggak semua anak bungsu hidup dalam kemanjaan.

3. Dibully kakak

Ilustrasi dimarah kakak (pexels.com/RODNAE Productions)
Ilustrasi dimarah kakak (pexels.com/RODNAE Productions)

Masih banyak keluarga yang nggak sadar kalau si bungsu sering jadi sasaran bercandaan kakak-kakaknya yang kelewatan. Kadang, ini bikin si bungsu tumbuh dengan rasa minder atau malah jadi pelaku bully di luar rumah buat “balas dendam.” Sayangnya, dampak dari situasi ini sering bikin anak bungsu dicap nakal oleh orang di sekitarnya.

4. Harus mengalah dengan kakak

Ilustrasi kakak beradik (pexels.com/Trung Nguyen)
Ilustrasi kakak beradik (pexels.com/Trung Nguyen)

Setiap keluarga punya "aturan main"-nya sendiri. Kadang, ada keluarga yang lebih mementingkan anak sulung, sehingga anak bungsu harus selalu mengalah. Lama-lama, si bungsu terbiasa jadi pendengar yang baik dan lebih "defensive" karena sering mengalah demi menghindari konflik. Ironisnya, sikap ini malah bikin dia dicap sebagai anak yang manja dan nggak mandiri.

5. Harus rela mengikuti kehendak keluarga

Ilustrasi diskusi kampus (pexels.com/SHVETS production)
Ilustrasi diskusi kampus (pexels.com/SHVETS production)

Sering banget anak bungsu ngalamin kebingungan pas harus ambil keputusan besar, kayak pilih jurusan kuliah atau pasangan hidup. Kadang, passion-nya harus ditinggalkan demi mengikuti keinginan kakak atau orang tua. Bahkan ada juga yang dipaksa ikut perjodohan karena dianggap belum dewasa buat pilih pasangan sendiri. Beban kayak gini bikin anak bungsu jadi nggak bisa bebas nentuin masa depannya.


Tiap anggota keluarga sebenarnya punya hak dan tanggung jawab masing-masing, termasuk si anak bungsu. Tapi, karena posisinya di urutan paling terakhir, nggak jarang dia harus ngalah dan memendam pendapatnya sendiri demi menjaga keharmonisan keluarga. Jadi, kalau ada yang bilang jadi anak bungsu itu enak, coba pikir lagi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us