Mengapa Milenial dan Gen Z Sulit Memiliki Rumah Pribadi?

Balikpapan, IDN Times - Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat, termasuk dalam hal kepemilikan hunian. Namun, bagi generasi milenial dan Gen Z, memiliki rumah pribadi tampaknya menjadi tantangan besar. Meskipun lahir di era kecanggihan teknologi, banyak anak muda yang masih kesulitan mewujudkan impian untuk memiliki rumah sendiri.
Berikut beberapa alasan mengapa generasi ini menghadapi kesulitan dalam memiliki hunian pribadi.
1. Perilaku konsumtif

Kehadiran media sosial dan tren belanja online telah mendorong perilaku konsumtif di kalangan anak muda. Banyak milenial dan Gen Z yang cenderung menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak esensial, seperti mengikuti tren terbaru atau memamerkan gaya hidup mereka di media sosial.
Akibatnya, kebiasaan ini menyulitkan mereka dalam menabung untuk membeli rumah, karena uang yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi properti malah dihabiskan untuk kebutuhan yang kurang penting.
2. Pekerjaan belum stabil

Tingginya persaingan kerja dan ketidakstabilan pendapatan menjadi faktor lain yang menghambat generasi ini dalam membeli hunian. Banyak dari mereka bekerja dalam sistem kontrak atau pekerjaan freelance, yang tidak menjamin kestabilan pendapatan.
Kondisi ini membuat mereka ragu untuk mengambil kredit pemilikan rumah, karena khawatir tidak mampu membayar cicilan secara rutin.
3. Harga rumah banyak tidak masuk akal

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, harga tanah dan rumah saat ini jauh lebih tinggi. Dengan populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, lahan di perkotaan semakin terbatas, dan banyak yang dialihfungsikan menjadi gedung komersial. Hal ini menyebabkan harga rumah semakin tidak terjangkau bagi banyak anak muda, sehingga kepemilikan rumah impian menjadi semakin sulit.
4. Bukan prioritas

Generasi milenial dan Gen Z cenderung tidak memprioritaskan memiliki hunian pribadi. Mobilitas yang tinggi dan tren hidup yang dinamis membuat banyak dari mereka lebih memilih menyewa daripada membeli rumah.
Apalagi, dengan maraknya layanan penyewaan properti online, mereka bisa mendapatkan hunian sementara dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan membeli rumah.
5. Banyak yang memilih hidup sendiri

Banyak anak muda saat ini merasa tidak perlu memiliki rumah sendiri jika mereka belum berkeluarga. Hidup sendiri, menurut mereka, bisa dijalani dengan menyewa apartemen kecil atau kontrakan. Bahkan, beberapa dari mereka mendapatkan rumah warisan dari orang tua, sehingga kepemilikan properti tidak menjadi prioritas mendesak.
Generasi milenial dan Gen Z juga menikmati gaya hidup yang lebih fleksibel, seperti bekerja dari rumah (work from home). Dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak pekerjaan yang tidak lagi memerlukan kantor fisik, sehingga efisiensi menjadi hal penting. Gaya hidup ini membuat mereka merasa lebih bebas dan tidak terikat pada satu tempat tinggal permanen.