Kisah Roberth, Sempat Makan Cuma dengan Kecap, Kini Kerja di Pertamina

Cerita hidup Manajer Regional Relasi Komunikasi Pertamina

Balikpapan, IDN Times - Meraih keberhasilan seringkali memerlukan jalan panjang yang berliku. Sukses perlu perjuangan dan proses yang seringkali tak mudah. Seperti kisah Roberth Marcelino Verieza Dumatubun, Manajer Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan yang menuturkan cerita  kehidupannya kepada IDN Times pada Rabu (26/8/2020)

Pria kelahiran Yogyakarta, 31 Maret 1978 ini menceritakan kehidupannya yang penuh kerja keras tetapi tetap fun. Simak di sini kisahnya.

1. Pernah makan hanya berlauk garam dan kecap

Kisah Roberth, Sempat Makan Cuma dengan Kecap, Kini Kerja di PertaminaRoberth Marcelino Verieza Dumatubun,  Manajer Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ayah tiga anak ini menceritakan ia bukan berasal dari keluarga yang mampu secara ekonomi. Ayahnya seorang asisten dosen asal Papua, sementara sang ibunda adalah ibu rumah tangga (IRT). Untuk membantu keuangan keluarga, sang ibu berjualan kue yang dititipkan ke warung-warung di daerah tempat tinggalnya.

Masa kecilnya cukup sulit hingga waktu itu ia sempat merasakan makan nasi hanya berlauk garam dan kecap manis saja.

“Jadi saya itu suka makan telur, karena itu sudah masuk sebagai makanan paling mewah menurut saya. Dulu saya pernah makan nasi hanya dengan kecap saja. Kalaupun makan dengan telur, itu saya saja kadang yang makan. Orang tua saya makan dengan garam saja,” ucap pria ramah ini.

Ia juga menuturkan, sekolahnya juga jauh dari rumah. Ia perlu dua kali naik kendaraan umum. Namun, jika tak memiliki uang atau uang sakunya habis untuk membeli minum, maka ia harus pulang ke rumah dengan berjalan kaki sejauh 10 kilometer.

Baca Juga: Kisah Kapolresta Balikpapan, Kecil Makan Tiwul, Bersyukur Jadi Polisi

2. Bercita-cita menjadi seorang jurnalis

Kisah Roberth, Sempat Makan Cuma dengan Kecap, Kini Kerja di PertaminaRoberth Marcelino Verieza Dumatubun,  Manajer Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan dan keluarga (Dok.IDN Times/Istimewa)

Roberth menuturkan, dirinya tak pernah membayangkan akan bekerja di perusahaan BUMN (badan usaha milik negara). Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi seorang jurnalis yang andal dan hebat. Itulah sebabnya ia berkuliah di Universitas Negeri Padjajaran (Unpad) Fakultas Ilmu Komunikasi. 

“Jadi saya ambil Fakultas Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi di Manajemen Komunikasi. Jadi memang dari masa sekolah saya itu sangat senang bergaul dan ikut organisasi,” ujar pria penyuka motor, travelling, dan musik ini.

Setelah lulus, ia sempat ingin bekerja di sebuah perusahaan-perusahaan media ternama. Ia memasukkan lamaran pekerjaan ke perusahaan-perusahaan itu namun gagal.

3. Pernah bekerja di EO, LSM, sampai menjadi wartawan magang

Kisah Roberth, Sempat Makan Cuma dengan Kecap, Kini Kerja di PertaminaRoberth Marcelino Verieza Dumatubun,  Manajer Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang diinginkan setelah lulus, akhinya Roberth memutuskan untuk melakukan beberapa pekerjaan paruh waktu. Salah satunya menjadi wartawan magang di salah satu perusahaan media di Bandung.

Selain itu, ia juga sempat mengisi waktu dengan bekerja di event organizer (EO) dan di LSM Mitra Perempuan yang mengangkat tentang kesetaraan gender dan memberi edukasi kepada para remaja soal pergaulan yang baik dan sehat.

“Ya, namanya sudah lulus sarjana, bergaya, tapi pengangguran. Jadi kerja serabutanlah. Pekerjaan-pekerjaan itu saya jalani mungkin sekitar dua tahunan,” kata dia, disertai tawa.

4. Perjalanan karir selama di Pertamina

Kisah Roberth, Sempat Makan Cuma dengan Kecap, Kini Kerja di PertaminaRoberth Marcelino Verieza Dumatubun,  Manajer Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan dalam suatu kegiatan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Seakan ada cahaya terang, pada tahun 2003 Pertamina membuka lowongan pekerjaan. Setelah mengikuti beberapa test dan pelatihan, dan dinyatakan lulus Roberth langsung mendapat penugasan di luar Jawa.

“Jadi untuk pertama kalinya saya mendapat penempatan di luar Pulau Jawa. Ditempatkan di Sumatra, tepatnya daerah Palembang. Itu pertama kali saya harus jauh dari orang tua juga,” tuturnya.

Bekerja di tempat yang asing tak membuat Roberth gentar. Ia pun menjalani hari-harinya dengan bekerja sebagai humas bagian marketing di lingkup Pertamina pemasaran selama 10 tahun dari tahun 2003-2013.

Kemudian Roberth kembali ke Pulau Jawa, tepatnya di Semarang, Jawa Tengan dengan posisi yang sama. Setelah itu, ia pindah lagi ke Cirebon di Pertamina EP, salah satu unit operasi Pertamina dibidang pengeboran.

“Jadi di sini saya mulai belajar lagi dari awal. Soal Pertamina EP, pengeboran, dan minyak mentah, proses dan sebagainya. Kemudian saya dipindah ke Jakarta, dan akhirnya dipindah lagi dengan penempatan di Balikpapan pada 1 Januari 2020 ini, dengan membawahi area operasi kilang RU V dan Marketing Operation Region VI,” paparnya.

Kini Roberth telah merasakan hasil dari kerja kerasnya. Walau begitu, ia tetap mengajarkan kepada anak-anaknya agar hidup lebih baik dan selalu bersyukur. 

Ia pun berpesan kepada millennial dan gen z untuk hidup sebaik-baiknya, jangan sampai hidup sia-sia karena salah pergaulan. “Untuk millennial, sekarang itu semua serba mudah dengan adanya internet dan media sosial. Jadi gunakan itu sebaik-baiknya. Millennial sekarang harus bisa lebih baik lagi dan serius dalam menjalani kehidupan serta menjaga Indonesia ini,” tutupnya.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Andi Sri Juliarty, Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan

Topik:

  • Irwan Idris
  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya