Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Curhat Bukan Caper: Salah Respons Bisa Berdampak Serius

Curhat.
ilustrasi curhat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seseorang memilih curhat bukan tanpa alasan. Umumnya, mereka sudah tidak sanggup menanggung masalah sendirian. Dengan berbagi cerita, beban emosional dapat berkurang dan pikiran terasa lebih lega.

Namun, respons yang diterima sering kali tidak sesuai harapan. Tak jarang, orang yang curhat justru dicap caper atau dianggap mencari perhatian. Penilaian semacam ini sebaiknya dihindari karena dapat berdampak buruk bagi kondisi psikologis seseorang.

1. Membuat yang bersangkutan kehilangan rasa percaya pada lingkungan sekitar

Bersedih.
ilustrasi bersedih (pexels.com/Liza Summer)

Curhat bukan bentuk mencari perhatian berlebihan, melainkan kebutuhan akan dukungan. Melabeli seseorang sebagai caper justru bisa membuatnya kehilangan kepercayaan pada lingkungan sekitar. Tanpa disadari, sikap tersebut dapat mendorong seseorang menjadi lebih tertutup, individualis, bahkan apatis.

2. Saat gejolak emosi negatif diabaikan, seseorang bisa bertindak nekat

Marah.
ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memendam masalah terlalu lama berisiko memperburuk kondisi emosi. Berbagi cerita bisa menjadi salah satu cara untuk meredakan tekanan, terlebih jika disambut dengan kata-kata yang menenangkan. Sayangnya, tidak sedikit orang yang justru menerima respons menyakitkan saat berusaha terbuka.

3. Jika kamu berada di posisi serupa, pasti tidak ingin diperlakukan dengan cara tersebut

Curhat.
ilustrasi curhat (pexels.com/Alex Green)

Ucapan singkat seperti “caper” mungkin terdengar sepele bagi yang mengucapkannya. Namun, bagi yang mendengar, kalimat tersebut bisa meninggalkan luka dan membekas lama. Saat emosi sedang tidak stabil, respons negatif dapat memicu kekecewaan mendalam, bahkan berujung pada tindakan berisiko.

4. Menegaskan dirimu tidak memiliki empati

Curhat.
ilustrasi curhat (pexels.com/RDNE Stock Project)

Empati menjadi kunci dalam menjaga relasi sosial. Tanpa empati, interaksi mudah memicu konflik dan kesalahpahaman. Orang yang kerap meremehkan curhat orang lain juga berisiko kehilangan dukungan ketika menghadapi masalah di kemudian hari.

5. Bisa menimbulkan kesalahpahaman yang lebih rumit

Curhat.
ilustrasi curhat (pexels.com/Liza Summer)

Masalah hidup datang tanpa bisa diprediksi. Ketika beban terasa terlalu berat, curhat menjadi pilihan untuk mencari kelegaan dan arah. Karena itu, penting bagi setiap orang untuk bersikap lebih bijaksana dalam merespons curahan hati orang lain.

6. Karena kita tidak pernah tahu permasalahan yang sedang dihadapi orang lain

Curhat.
ilustrasi curhat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memberikan dukungan sederhana jauh lebih berarti dibandingkan melontarkan label yang menyakitkan. Satu kalimat bisa menguatkan, namun juga bisa melukai. Bijak dalam bertutur adalah bentuk kepedulian yang nyata dalam kehidupan sosial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest Life Kalimantan Timur

See More

Hidup Terasa Hampa? Ini Tanda Kamu Sedang Tersesat

26 Des 2025, 04:00 WIBLife