Kaltim Menyumbang Hampir Setengah dari Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan

Samarinda, IDN Times – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada Triwulan II-2025 tercatat sebesar 4,69 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melambat dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,85 persen. Meski demikian, laju ekonomi daerah masih terjaga di zona positif berkat kinerja mayoritas lapangan usaha yang tumbuh, terutama industri pengolahan, jasa lainnya, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
Dari sisi produksi, industri pengolahan menjadi motor utama dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,12 persen, disusul jasa lainnya yang naik 13,96 persen, serta penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,97 persen. Namun, dua sektor penting justru mengalami kontraksi tipis, yakni pertambangan dan penggalian sebesar 0,13 persen, serta konstruksi sebesar 0,11 persen.
Sementara secara triwulanan (quarter-to-quarter/qtq), perekonomian Kaltim tumbuh 2,26 persen dibandingkan Triwulan I-2025 yang sempat minus 1,77 persen. Kinerja positif ini didorong hampir seluruh lapangan usaha, dengan administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib mencatat pertumbuhan tertinggi 11,93 persen.
1. Pertumbuhan semesteran capai 4,39 persen

Secara kumulatif, ekonomi Kaltim pada Semester I-2025 tumbuh 4,39 persen dibandingkan periode yang sama 2024. Laju ini didorong kinerja seluruh lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian yang terkontraksi 0,37 persen. Tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya (13,12 persen), penyediaan akomodasi dan makan minum (11,80 persen), serta industri pengolahan (11,73 persen).
“Pertumbuhan semesteran menunjukkan bahwa diversifikasi ekonomi mulai berperan, tidak hanya bertumpu pada sektor tambang,” kata Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana.
2. Ekspor barang dan jasa jadi pendorong Utama

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi yoy Triwulan II-2025 didorong terutama oleh ekspor barang dan jasa yang naik 7,18 persen. Kenaikan ini dipicu meningkatnya permintaan komoditas unggulan hasil industri pengolahan seperti BBM, amonia, pupuk, semen klinker, fero nikel, dan turunan CPO. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,58 persen, konsumsi LNPRT naik 3,92 persen, dan PMTB naik 1,72 persen. Sebaliknya, pengeluaran pemerintah terkontraksi 18,64 persen.
“Lonjakan ekspor ini membuktikan daya saing industri pengolahan Kaltim yang semakin kuat di pasar luar daerah,” ujar Yusniar.
3. Kontribusi terbesar untuk ekonomi Kalimantan

Ekonomi Pulau Kalimantan tumbuh 4,95 persen yoy pada Triwulan II-2025. Dari capaian itu, Kaltim menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 46,58 persen terhadap pembentukan nilai tambah regional. Nilai PDRB Kaltim pada periode ini mencapai Rp221,77 triliun atas dasar harga berlaku, atau Rp147,96 triliun atas dasar harga konstan 2010.
“Kaltim tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian Kalimantan meski ada tekanan di sektor tambang,” kata Yusniar.