Kisah Harisson Azroi, dari Pegawai Kontrak hingga Pj Gubernur Kalbar

Pj Gubernur Kalbar pernah jadi dokter di pedalaman

Pontianak, IDN Times - Harisson Azroi resmi dilantik menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), pada Selasa (5/9/2023). Harisson sudah memulai kariernya di pedalaman Kalbar sejak tahun 1995.

Harisson Azroi merupakan seorang dokter kelahiran Palembang, 8 Agustus 1966. Dia anak pertama dari lima orang bersaudara. Setelah menyelesaikan studi SMA-nya di Xaverius 1 Palembang pada 1985, Harisson memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Sriwijaya dengan mengambil jurusan kedokteran dan lulus pada 1992.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di kedokteran, Harisson memutuskan untuk terbang ke Tangerang pada 1994, dan bekerja di sebuah rumah sakit. Lalu dia mendapatkan tawaran bekerja di Kalimantan untuk menjadi dokter perkebunan.

1. Harisson memulai karier jadi pegawai tidak tetap sebagai dokter di perusahaan perkebunan

Kisah Harisson Azroi, dari Pegawai Kontrak hingga Pj Gubernur KalbarPj Gubernur Kalbar, Harisson Azroi dan istri, Windy Prihastari. (IDN Times/Istimewa).

Harisson merupakan seorang dokter yang merintis kariernya di Kalbar sejak tahun 1994, dia merintis kariernya menjadi pegawai tidak tetap (PTT) di suatu perusahaan, Kabupaten Sanggau.

Menjadi dokter di perkebunan berawal dari ajakan temannya saat dia bekerja di salah satu klinik di Tanggerang Banten. Terlebih pada saat itu tidak ada dokter di perusahaan tersebut.

"Saya ke Kalimantan Barat menggunakan kapal karena tidak memiliki uang yang cukup. Setelah bekerja di situ (perusahaan perkebunan) selama dua tahun lalu saya melamar sebagai pegawai tidak tetap (PTT)," ucap Harisson Azroi, Rabu (6/9/2023).

Setelah melamar sebagai PTT, Harisson akhirnya menjadi dokter PTT di Puskesmas Teluk Batang, Kabupaten Ketapang pada tahun 1995 hingga 1998.

Dengan jumlah dokter yang masih minim pada saat itu, Puskesmas Teluk Batang harus melayani tiga kecamatan yakni Teluk Melano, Simpang Hilir, dan Seponti.

Setelah tiga tahun mengabdi sebagai dokter PTT Teluk Batang, dirinya terpilih menjadi dokter teladan se-Provinsi Kalbar. Beruntungnya pada saat itu dokter teladan diberikan kesempatan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

2. Harisson dapat predikat dokter teladan dan diangkat jadi PNS

Kisah Harisson Azroi, dari Pegawai Kontrak hingga Pj Gubernur KalbarHarisson Azroi saat mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Sambas, Kalbar. (IDN Times/Istimewa).

Awal karier menjadi PNS, Harisson ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah dr  A Diponegoro Putusibau dari tahun 1998 hingga 2000. Usai mengabdi selama dua tahun di  RSUD dr A Diponegoro dirinya ditugaskan menjadi dokter di Puskesmas Bunut Hilir, Kapuas Hulu pada 2000 hingga 2001.

Lalu dari 2001 hingga 2003, Harisson dipindahkan ke Puskemas Semitau. Kemudian dari Puskemas Semitau 2003 hingga 2006 menjadi dokter di Puskesmas Kedamin.

Malang melintang di berbagai rumah sakit, akhirnya Harisson diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil di daerah Kapuas Hulu. Kemudian, ia pun sempat melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan lulus pada tahun 2006.

Baca Juga: Harisson Azroi, Pj Gubernur Kalbar yang Pernah Tugas di Pedalaman

3. Cerita unik saat mengabdikan diri menjadi dokter di pedalaman

Kisah Harisson Azroi, dari Pegawai Kontrak hingga Pj Gubernur KalbarHarisson Azroi saat bertugas di pedalaman Kalimantan Barat. (IDN Times/Istimewa).

Banyak peristiwa dan kejadian unik yang dialami Harisson selama menjadi dokter di pedalaman. Harisson menceritakan, dia pernah nekat membantu seorang ibu yang akan melahirkan.

Pada saat itu, Harisson merupakan dokter umum di Puskesmas Kedamin, Kabupaten Kapuas Hulu. Pada saat itu juga, dia bertugas di RSUD dr. A. Diponegoro. Dia bertemu seorang ibu yang akan melahirkan, namun di fasilitas kesehatan tersebut tak banyak dokter spesialis sehingga dia harus membantu persalinan di RS milik pemerintah Kapuas Hulu tersebut. 

Harisson menceritakan, seorang ibu yang awalnya melahirkan di kampung, tetapi tidak berhasil atau mengalami partus macet. Maka, ibu tersebut dibawa ke RS tempat dia bertugas. Dan kebetulan kondisinya sudah dalam keadaan benar-benar mau melahirkan, namun macet atau dalam kondisi tidak memungkinkan. Sang ibu juga sudah tidak mungkin dirujuk lagi ke Sintang yang memiliki dokter spesialis. Sehingga, Harisson lah yang harus melakukan tindakan persalinan tersebut.

“Bayinya sudah gawat janin, maka tidak ada cara lain, maka kami harus melakukan pertolongan di situ. Jadi dokter umum melakukan tindakan operasi (sesar) persalinan,” ungkapnya. 

Bersyukur dari pengalaman dan keahlian yang dimiliki, Harisson berhasil melaksanakan operasi itu dengan baik. Kejadian itu pun sudah sempat dia lupakan. Hingga beberapa tahun kemudian, setelah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Kapuas Hulu, dia didatangi ibu tersebut.

Kejadiannya ketika Harisson melakukan kunjungan kerja ke salah satu kecamatan di sana. Ibu tersebut membawa seorang anak yang sudah bersekolah kelas satu sekolah dasar (SD).

“Dia bilang, Pak Harisson masih ingat dengan saya atau tidak, jadi saya kan sudah tidak kenal,” ucapnya. 

Ternyata ibu dan anak tersebut adalah warga yang pernah dia operasi dulu, ketika melahirkan. Dan yang membuatnya cukup terharu adalah sang ibu memberikan nama Harisson kepada anak laki-lakinya. Nama Harisson sengaja dipilih sebagai bentuk terima kasih dan pengingat kepada dokter yang menyelamatkan nyawa dan anaknya. 

“Jadi ibu itu bilang, sebagai bentuk untuk mengenang bapak anak ini saya beri nama Harisson. Saya senang, melihat ibunya sehat dan anaknya sudah sekolah,” ucapnya.

Menurutnya apa yang diraih sampai hari ini sama sekali tak pernah terpikirkan sebelumnya. Harisson hanya memiliki prinsip, selalu bekerja dengan ikhlas dan tuntas. Ternyata prinsip itulah yang kemudian bisa mengantarkannya sampai pada jabatan yang sekarang. 

4. Terombang-ambing di sungai pedalaman saat berikan pelayanan pengobatan

Kisah Harisson Azroi, dari Pegawai Kontrak hingga Pj Gubernur KalbarHarisson Azroi saat menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. (Dok.pribadi)

Pengalaman menarik saat Harisson bertugas sebagai dokter di Puskesmas Kedamin mulai 2003 hingga 2006, banyak pengalaman menarik saat itu. Salah satu yang tak pernah dia lupakan adalah ketika harus memberikan pelayanan kesehatan hingga ke wilayah pedalaman.

“Puskesmas Kedamin, Kapuas Hulu itu wilayah kerjanya mencapai Tanjung Rokan yang merupakan daerah perhuluan dan harus melewati arung jeram,” katanya. 

Untuk bisa sampai ke Tanjung Rokan perlu waktu seharian. Transportasinya menggunakan perahu kayu panjang dan melalui sungai yang deras juga berbatu. Ketika berangkat pun, di sepanjang perjalanan dia dan rombongan harus singgah di kampung-kampung untuk memberikan pelayanan. 

Harisson masih ingat, ketika sampai di Desa Beringin, pemberhentian terakhir sebelum sampai ke Tanjung Rokan, waktu sudah cukup sore. Tapi dari perhitungan rombongannya saat itu, perjalanan masih bisa dilanjutkan. Perkiraan sampai di Tanjung Rokan ketika Magrib.

Namun ternyata, prediksi mereka meleset. Akibat hujan yang cukup deras di perjalanan, mesin perahu sempat mati. Sepanjang sungai pun kondisinya sudah gelap gulita, sehingga perjalanan tak mungkin dilanjutkan.

“Itu di tengah sungai (karena mesin mati) walaupun dangkal akan tetapi arusnya deras karena daerah perhuluan. Terpaksa kami turun dari perahu, dorong pelan-pelan dan ke tepi,” paparnya. 

Sampai akhirnya Harisson beserta tim yang berjumlah enam orang harus menginap di hutan di pinggir sungai. Mereka baru melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

“Kami mencari tempat langkau (pondok), lalu kami menginap di langkau tersebut. Banyak nyamuk dan yang kami takutkan ada binatang liar, syukurnya tidak ada,” kisahnya. 

5. Tahun 2006 Harisson jadi Direktur Rumah Sakit di Kapuas Hulu

Kisah Harisson Azroi, dari Pegawai Kontrak hingga Pj Gubernur KalbarHarisson Azroi saat menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, selalu memantau para pasien COVID-19 di tahun 2020. (IDN Times/Istimewa).

Pada 2006 hingga 2010, Harisson kembali mengepakkan sayapnya. Dia diangkat menjadi Direktur RSUD A Diponegoro Kapuas Hulu, Kalbar.

Tak sampai di situ, pada tahun 2010 hingga 2019 dirinya kembali meroket yakni menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu. Lalu pada tahun 2019 hingga 2022, Harisson menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.

Pada saat menjabat sebagai Kadinkes Provinsi Kalbar, saat itu namanya mulai mencuat karena berhasil menjalankan tugasnya secara baik di masa-masa pandemik COVID-19 di wilayah Kalbar.

Di usianya yang ke-55 tahun, Harisson masih menggapai kariernya, dia dipercaya menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar pada tahun 2022.

Kini, September 2023 Harisson Azroi, ditunjuk sebagai Pj Gubernur Kalbar untuk menggantikan Gubernur Sutarmidji yang masa jabatannya sudah berakhir.

Baca Juga: Penjabat Gubernur Kalbar Bertekad Lanjutkan Program IPM

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya