Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Beras Premium "Tiga Mangga Manalagi" Ditarik dari Pasaran, Ada Apa?

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DPPKUKM) Provinsi Kalimantan Timur memerintahkan penarikan beras "Tiga Mangga Manalagi" dari pasaran. (IDN Times/Erik Alfian)
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DPPKUKM) Provinsi Kalimantan Timur memerintahkan penarikan beras "Tiga Mangga Manalagi" dari pasaran. (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DPPKUKM) Provinsi Kalimantan Timur memerintahkan kepada PT Sinar Surya Wijaya Raya, untuk menarik produk beras premium dengan merek "Tiga Mangga Manalagi" dari pasaran paling lambat 30 Maret 2025.

Perintah penarikan ini dilakukan setelah DPPKUKM Kaltim bertemu dengan perwakilan PT Sinar Surya Wijaya Raya pada Selasa (24/3/2025). Terdapat sejumlah persoalan yang membuat beras dengan merek itu harus dicabut.

1. Takaran kurang

Pedagang menyebut penarikan hanya berlaku untuk  beras "Tiga Mangga Manalagi" kemasan 5 kilogram. (IDN Times/Erik Alfian)
Pedagang menyebut penarikan hanya berlaku untuk beras "Tiga Mangga Manalagi" kemasan 5 kilogram. (IDN Times/Erik Alfian)

Asep Nuzuludin dari Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) yang mewakili Kepala Dinas DP2KUKM Kaltim, mengatakan, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil pengawasan terpadu yang dilakukan pada 14 Maret 2025 di Pasar Sepinggan, Balikpapan.

"Berdasarkan pengawasan tersebut, ditemukan bahwa berat bersih beras kemasan 5 kg yang dipasarkan oleh PT. Sinar Surya Wijaya Raya tidak sesuai dengan yang tertera pada label. Setelah ditimbang ulang, beratnya hanya berkisar antara 4,715 hingga 4,785 kg," kata Asep, dalam keterangan tertulisnya.

2. Bertentangan dengan UU Perilindungan Konsumen

Pedagang beras di Pasar Sepinggan, Balikpapan, mengaku beras "Tiga Mangga Manalagi" merupakan salah satu yang paling laris. (IDN Times/Erik Alfian)
Pedagang beras di Pasar Sepinggan, Balikpapan, mengaku beras "Tiga Mangga Manalagi" merupakan salah satu yang paling laris. (IDN Times/Erik Alfian)

Asep menegaskan pelanggaran ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Oleh karena itu, pihaknya memberikan teguran kepada PT. Sinar Surya Wijaya Raya untuk segera menarik seluruh produk beras merek Tiga Mangga Manalagi dari pasaran dan tidak melakukan pengemasan ulang hingga administrasi perizinan terpenuhi.

"Dalam sesi klarifikasi yang dihadiri oleh perwakilan perusahaan, Oey Deny Herawan Wijaya, pihak perusahaan mengakui adanya ketidaksesuaian berat bersih produk yang beredar di pasaran. Mereka berkomitmen untuk segera menarik produk tersebut hingga batas waktu yang ditentukan, yakni 30 Maret 2025. Selain itu, perusahaan juga menyatakan bahwa mereka tidak akan melakukan pengemasan ulang sebelum seluruh proses perizinan usaha diselesaikan," beber Asep.

Dinas DP2KUKM Kaltim berharap langkah ini dapat meningkatkan kepatuhan pelaku usaha terhadap regulasi yang berlaku serta melindungi hak-hak konsumen di Kalimantan Timur.

3. Respons pedagang beras

Pedagang berharap stok beras "Tiga Mangga Manalagi" kembali tersedia di pasaran. (IDN Times/Erik Alfian)
Pedagang berharap stok beras "Tiga Mangga Manalagi" kembali tersedia di pasaran. (IDN Times/Erik Alfian)

Anisa, salah satu pedagang sembako di Pasar Sepinggan, Balikpapan, mengaku stok beras Tiga Mangga Manalagi sudah kosong sejak dua hari terakhir. "Iya dua hari lalu distibutornya tarik yang kemasan 5 kilogram," kata pemilik Toko Ica ini.

Nisa menyebut, penarikan ini dikarenakan bobot beras tak sesuai dengan yang tertera di kemasan saat diukur oleh Satgas Pangan.

"Sebenarnya selisihnya juga bervariasi, tidak semua kemasan 5 kilogram kurang bobotnya. Ada yang pas," kata Nisa.

Kekosongan stok kemasan 5 kilogram, diakui dia cukup merugikan. Mengingat, beras Tiga Mangga Manalagi khususnya kemasan 5 kilogram merupakan beras paling laris di pasar.

Dalam sepekan, Nisa biasanya mendapat stok 30 karung beras kemasan 5 kilogram. "Pas waktunya orang cari beras untuk bayar zakat, stoknya malah enggak ada. Kami juga belum dapat info kapan stok akan tersedia," kata dia kecewa.

Menurut Nisa, kejadian seperti ini sebelumnya tak pernah terjadi. Selama menjual beras Tiga Mangga Manalagi, ini merupakan kali pertama ditemukan selisih berat. "Yang ditarik hanya kemasan 5 kilogram. Kemasan 10 kilogram dan 20 kilogram tetap tersedia," ungkap dia.

Senada, Hajah Nani, juga mengaku tak pernah menemukan masalah saat menjual beras Tiga Mangga Manalagi. Apalagi, beras asal Surabaya ini memang menjadi salah satu yang paling laris di pasaran.

"Baru pertama kali kejadian seperti, sebelumnya aman saja, tidak pernah bermasalah," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us