Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mendiang Paman Russel, saat berjaga di posko penolak hauling pada 2024 kemarin. Sebuah serangan OTK pada Jumat subuh,15 November 2024, menewaskan Russel. (Dok. Istimewa)

Paser, IDN Times - Tak ada yang menduga, sebuah serangan mendadak di pos penolak hauling, Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, pada Jumat subuh, 15 November 2024 silam akan menyebabkan sang tokoh adat Russel tewas.

Pria berumur 60 tahun ini ditemukan terkapar dengan luka sayat di bagian leher. Meski upaya pertolongan sudah dilakukan, nyawanya tak mampu diselamatkan.

Kuat dugaan Russel dibunuh lantaran kencang bersuara menolak aktivitas hauling yang melintasi kampungnya, Dusun Muara Kate, yang berbatasan dengan wilayah Kalimantan Selatan. Kini, setelah empat bulan, polisi belum juga mampu mengungkap kasus pembunuhan ini.

1. Mengenang Paman Russel

Mendiang Russel (60). Ia jadi korban serangan OTK pada Jumat dinihari (15/11/2024) lalu. (Dok. IstimewaI

Nama Paman Russel merupakan sosok tetua adat Dayak Deah yang teguh menjaga tradisi. Meski dihormati sebagai pemimpin, ia justru dikenal dengan kepribadiannya yang ramah dan humoris. Tak pandang usia atau gender, Paman Russel selalu mudah bergaul dan menyapa siapa saja dengan hangat.

Sehari-hari, Paman Russel hidup sebagai petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil alam. Di tengah aktivitas berladangnya, ia kerap mencari umbut - tumbuhan pahit kesukaan warga Dayak - untuk dijual demi mencukupi kebutuhan hidup.

Namun, lebih dari sekadar petani, Paman Russel adalah sosok penengah yang selalu siap mendamaikan perselisihan antar keluarga. Tak peduli latar belakang atau keyakinan, ia tak pernah ragu memberikan bantuan bagi siapa pun yang membutuhkan. "Dia tak pernah segan menolong siapa pun tanpa memandang latar," kenang Warta Linus, kerabat mendiang Paman Russel.

2. Perjuangan melawan hauling

Editorial Team

Tonton lebih seru di