Sosiolog dan Ulama Kalsel Imbau Aksi Unjuk Rasa Tetap Berjalan Tertib

Banjarmasin, IDN Times – Sosiolog Kalimantan Selatan (Kalsel), Prof Wahyu, mengingatkan agar aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat tidak berujung anarkis. Menurutnya, unjuk rasa merupakan bagian dari demokrasi dan bisa bernilai pahala jika dilakukan dengan cara baik dan benar.
“Unjuk rasa itu bagian dari upaya menegakkan keadilan dan kebenaran. Namun, ketika berubah menjadi anarkis, pahala justru bisa berubah menjadi dosa. Sayang sekali kalau sampai begitu,” ujar Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang sudah purnatugas tersebut dilaporkan Antara, Minggu (31/8/2025).
1. Aksi demo digelar secara tertib

Mantan aktivis Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu berharap aksi masyarakat di Kalsel berjalan tertib, tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan, maupun keresahan publik seperti yang terjadi di sejumlah daerah lain.
Hal senada disampaikan Ustaz Haji Abdurrahman Siddiq dalam tausiyah subuh di Masjid Assa’adah, Komplek Beruntung Jaya, Banjarmasin. Ia mengingatkan jemaah agar selalu menjaga niat dalam berjuang, termasuk saat menyampaikan aspirasi.
“Jangan sampai sesuatu yang semula bernilai pahala berubah menjadi dosa,” katanya sambil mengutip nasihat almarhum Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul Martapura.
2. Aksi berlangsung damai

Abdurrahman berharap rencana aksi di DPRD Kalsel pada Senin (1/9/2025) bisa berlangsung aman dan tidak menimbulkan dampak negatif. Ia juga mengajak jamaah berdoa agar persoalan bangsa segera mendapat jalan keluar terbaik sesuai kehendak Allah SWT.
3. Panutan diambil dari Nabi Muhammad SAW

Dalam ceramahnya, ia menyinggung kisah Rasulullah SAW yang pernah berutang kepada seorang Yahudi bernama Zaid. Nabi membayar utangnya tepat waktu bahkan menambahkan 10 kilogram kurma Azwa terbaik sebagai tanda terima kasih, hingga sang Yahudi akhirnya masuk Islam.
“Utang piutang itu memang sunnah, tapi jangan sampai yang berutang justru lebih galak dari yang mengutangi. Kalau salah menyikapi dan tidak sabar, pahala bisa berubah menjadi dosa,” ujarnya.