BPBD PPU Akui Abrasi di Babulu Belum Tertangani
Belum dapat respons dari BWS Kalimantan dan BNPB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penajam, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan, permasalahan abrasi belum tertangani di wilayahnya.
Bencana abrasi terjadi di kawasan penunjang calon ibu kota negara (IKN) tepatnya di Desa Babulu Laut Kecamatan Babulu PPU.
Meskipun BPBD Kabupaten PPU sudah pernah menyampaikan surat rekomendasi penanganan abrasi ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Samarinda serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) namun belum ada respons.
“Pada tahun 2017 silam, kami dari BPBD pernah menyampaikan surat rekomendasi kepada Kalimantan III sehubungan dengan bencana abrasi tersebut dan bisa segera diatasi, namun belum ada tanggapan sehingga belum tertangani,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD PPU Marjani, kepada IDN Times, Senin (22/11/2021).
Baca Juga: Ancaman Abrasi, Nelayan Tambak di Penajam Banyak yang Merugi
1. Hingga kini hanya wilayah Kecamatan Babulu saja belum tertangani masalah abrasi
“Hingga kini hanya wilayah Kecamatan Babulu saja yang belum tertangani masalah abrasi tersebut. Harapannya BWS dan BNPB dapat menindaklanjutinya, tetapi kami belum mendapatkan jawaban dari mereka,” tuturnya.
Untuk diketahui, lanjut Marjani, dalam waktu segera pihaknya akan segera mengirimkan tim guna meninjau kondisi abrasi tersebut, tentu kegiatan itu dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU dan Dinas Perikanan (Diskan) PPU.
“Sebelum turun ke lapangan kami akan sampaikan surat lebih dahulu kepada DLH dan Diskan PPU, lalu dilakukan peninjauan. Harapannya hasil dari lapangan tersebut menjadi dasar kami untuk mengajukan surat rekomendasi agar di wilayah itu segera dibangun tanggul atau pemecah ombak agar abrasi tidak semakin parah,” tegasnya.
Baca Juga: Komoditas Jagung Masih Defisit 12 Ribu Ton di Penajam