Tokoh Dayak Minta Rekrutmen Personel Polri Indahkan Tradisi Lokal
Budaya tato dan tindik warga Dayak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penajam, IDN Times - Tokoh Dayak di Kalimantan meminta Polri agar tetap mengindahkan budaya dan tradisi masyarakat lokal dalam proses rekrutmen personel. Seperti kebiasaan tato dan tindik di antara masyarakat Dayak agar bukan menjadi halangan menjadi anggota Polri.
Ini terungkap saat Zoom meeting Biro Pengendalian Personel SSDM Mabes Polri bersama tokoh adat kota/kabupaten di Kalimantan dan Bali, Selasa (28/3/2023).
“Perekrutan anggota Polri berasal dari masyarakat adat Dayak dengan melibatkan tokoh adat. Harapannya dapat menjadi bagian dalam proses perekrutan itu,” kata tokoh Dayak Kalimantan Ervan usai mengikuti kegiatan Zoom meeting di Polres Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca Juga: Sambut Ramadan, Polres PPU Memantau Pasokan BBM di SPBU
1. Tindik dan tato tradisi tidak bisa ditinggalkan
Ervan mengatakan, seni tato dan tindik sudah menjadi tradisi masyarakat Dayak yang tidak bisa ditinggalkan. Masyarakat Dayak berharap agar tradisi tersebut bukan halangan bagi mereka dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
Dalam seni budaya Dayak, menurut Ervan, tato dan tindik membawa makna tersendiri bagi mereka. Di mana proses pembuatan tato dan tindik harus melalui proses adat.
“Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi tato atau tindik adat termasuk kebenaran status kesukuan calon personel anggota Polri tersebut, perlu keterlibatan para tokoh adat dayak dalam satu tim verifikasi,” sebutnya.
Baca Juga: Tokoh PPU Kritik Mereka yang Dianggap Mengganggu Pembangunan IKN