Harga Sempat Naik, Suplai Oksigen di Balikpapan Masih Aman
Pasien isoman cukup sedia alat pengukur oksigen di rumah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Kebutuhan tabung oksigen kian meningkat seiring dengan kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah daerah, termasuk di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). Kendati begitu, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyatakan ketersediaannya masih cukup memenuhi kebutuhan.
Di Balikpapan, pasokan tabung oksigen tak hanya disalurkan ke sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 saja, tapi juga dua pusat isolasi, yakni Embarkasi Haji Batakan dan Hotel Grand Tiga Mustika.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengungkapkan, dua pusat isolasi ini mesti memiliki antisipasi tabung oksigen. Pasalnya bisa jadi kondisi pasien semakin berat, sedangkan rumah sakit saat itu sedang penuh.
"Makanya tim medis di embarkasi misalnya, harus bisa merawat. Di tiap tempat isolasi ada tim medis yang memantau jika pasien membutuhkan oksigen," jelas Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, Selasa (6/7/21).
Baca Juga: Sidang Praperadilan Batal, Densus Tak Hadiri Sidang di Balikpapan
1. Pasien isolasi mandiri tak perlu menimbun oksigen, cukup sedia pulse oximeter
Jubir Satgas COVID-19 Balikpapan ini juga menerangkan, sebenarnya untuk orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan tidak perlu bantuan oksigen. Sehingga, dirinya meminta agar masyarakat tidak panik membeli oksigen sendiri.
"Karena pemakaian juga atas indikasi dan instruksi dari dokter," katanya.
Ia mengungkapkan, bagi masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah sebaiknya memiliki pulse oximeter atau alat untuk mengukur kadar oksigen darah.
"Ini alat yang dipasang di jari. Untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah. Standarnya minimal 95 persen. Jika di bawah itu silakan melaporkan kepada tim pemantau isolasi mandiri dari puskesmas terdekat," jelas Dio.
Ia menegaskan, bagi warga yang melakukan isolasi mandiri wajib melaporkan kepada ketua RT maupun Puskesmas wilayahnya. Jangan sampai melakukan isolasi mandiri tanpa diketahui oleh siapa-siapa.
"Kemudian jika ada keluhan sesak napas dan saturasi oksigen di bawah 95 persen, maka tim pemantau dari Puskesmas yang akan menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi oksigen," terang Dio.
Dalam keadaan kasus yang melonjak seperti saat ini, apabila rumah sakit penuh maka rujukan bisa ke embarkasi haji atau hotel isolasi tersentralisasi.
Baca Juga: Ratusan Nelayan Balikpapan Dikumpulkan untuk Disuntik Vaksin COVID-19