TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kadikes: Kasus COVID-19 Balikpapan Banyak Terjadi pada Anak-anak

Pemkot segera terapkan kembali PPKM Mikro

ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Balikpapan, IDN Times - Lonjakan kasus positif COVID-19 di Balikpapan, Kalimantan, Timur masih terjadi. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, kenaikan kasus ini mulai didominasi oleh anak-anak. Persentasenya bahkan hampir mencapai 50 persen.

Dengan begitu sejumlah sekolah terpaksa ditutup sementara dan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang belakangan diterapkan 100 persen. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, penambahan kasus di sekolah ini terjadi hampir tiap hari. 

"Ini disebabkan, di antaranya karena cakupan vaksin yang belum merata. Khususnya vaksin dosis kedua. Vaksin dosis kedua bagi anak baru menyentuh 58 persen. Sementara untuk dosis pertama sudah mencapai 95 persen," beber Andi Sri Juliarty (6/2/2022). 

Baca Juga: Sejarah Jembatan Mahakam Balikpapan di Kalimantan Timur

1. Kejar vaksinasi dosis dua anak-anak

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty (IDN Times/Maulana)

Dengan meningkatnya kasus COVID-19 pada anak ini, maka Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, mengatakan, pihaknya akan menggencarkan vaksinasi bagi anak usia sekolah. Ini akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan oleh puskesmas. 

"Kami menargetkan pada minggu kedua Februari, vaksin dosis kedua bagi anak sudah tuntas. Ini sesuai anjuran Bapak Menkes, yakni kami diminta menggencarkan vaksinasi dosis kedua untuk anak dan lansia,” kata Dio.

Vaksinasi bagi anak memang sudah rutin dilaksanakan di sekolah. Secara terjadwal, pihak puskesmas mendatangi sekolah-sekolah, saat PTM maupun tidak. "Puskesmas akan tetap menjadwalkan untuk datang ke sekolah-sekolah," jelas Dio. 

Ditargetkan dalam dua pekan ke depan dosis dua vaksinasi anak bisa mengejar cakupan vaksinasi dosis satu. "Mengapa anak dan lansia kami genjot vaksinasi, karena mereka kelompok rentan. Terbukti dari kasus hampir 50 persen kan anak," jelas Dio. 

2. Kluster sekolah berawal dari keluarga pelaku perjalanan

Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud saat meninjau pelaksanaan PTM di SD Bhayangkari Balikpapan (11/10/2021). (IDN Times/Fatmawati)

Dio memaparkan, Pada awal Januari, kasus pertama kali yang ditemukan merupakan pelaku perjalanan Jawa dan Bali. Mereka ke luar daerah untuk keperluan pekerjaan maupun berlibur. "Ada juga di antara mereka yang mau masuk lokasi kerja. Karena kan on-off pekerja lokasi ini," sebutnya.

Kebanyakan lagu Perjalanan Ini sudah menjalani tes antigen dengan hasil negatif. Bisa jadi ini disebabkan oleh penularan yang baru terjadi sehingga belum terdeteksi atau tertular di perjalanan atau bandara. 

"Mereka ini mungkin tanpa gejala karena dewasa dan fisik baik, sudah vaksin. Namun mereka ini yang membawa virus tersebut ke rumah masing-masing dan menularkan pada anggota keluarga. Orangtua, istri, anak. Makanya kasus langsung naik. Karena keluarga sekali bertemu bisa langsung empat sampai lima," beber Dio. 

Awal mula inilah yang menyebabkan cluster keluarga. Kemudian terjadi penularan terhadap anak, yang kemudian berpotensi menularkan kepada teman-teman sekolahnya. 

"Karena kan PTM. Jadi sebenarnya anak ini tertular di rumahnya dri keluarganya yang perjalanan. Kalau masuk sekolah bisa menulari teman-teman yang lain. Itulah mengapa sekolah ditutup sementara," urainya. 

Untuk informasi, pemerintah untuk sementara mewajibkan jenjang PAUD dan SD melaksanakan belajar daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), mulai tanggal 4 hingga 12 Februari 2022.

Baca Juga: Danau Cermin Lamaru, Destinasi Wisata Menarik di Balikpapan

Berita Terkini Lainnya