TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Madu Hutan Kalimantan yang Konon Berkhasiat untuk Pasien COVID-19

Madu hutan bisa dijadikan berbagai olahan

Produk madu asli hutan Kalimantan saat ini sudah sangat jarang ditemukan yang mulai dibudidayakan. (IDN Times/Hilmansyah)

Balikpapan, IDN Times - Madu asli hutan di Kalimantan sudah jarang ditemukan. Masyarakat saat ini memilih membudidayakan serangga lebah madu untuk diambil manfaat sarangnya.  

Produknya dinamai Madu Kuan Tau yang konon dipercaya mampu mempercepat proses pemulihan pasien yang sempat terpapar virus COVID-19. Selain berasal dari sarang lebah juga diramu dengan pelbagai macam akar-akaran tumbuhan hutan Kalimantan. 

“Madu herbal Suku Dayak khasiatnya untuk stamina tubuh, pemulihan untuk COVID-19," ujar Agus Gabriel warga Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (13/6/2021).

Baca Juga: Terpapar Pandemik, PAD Wisata Balikpapan Diprediksi Tak Capai Target

1 Madu Kuan Tau sudah jadi obat sejak zaman nenek moyang

Produksi madu hutan Kalimantan yang berkhasiat tinggi. (IDN Times/Hilmansyah)

Agus mengatakan, Suku Dayak sejak turun-temurun sudah percaya akan khasiat Madu Kuan Tau. Berdasarkan cerita leluhur dulu, lanjutnya, masyarakat Suku Dayak terjangkiti wabah penyakit yang mematikan. 

Mereka yang berdiam di perkampungan tidak ada yang selamat. Sedangkan yang melarikan diri ke hutan mampu menyelamatkan diri. 

“Ceritanya ada dulu satu kampung ini terkena wabah, satu keluarga lari ke hutan. Mereka yang selamat,” jelasnya.

Dalam pelarian ke hutan ini, kata Agus, warga memperoleh mimpi agar mengonsumsi madu diramu akar-akaran guna menangkal wabah penyakit. Ramuan madu inilah yang menjadi cikal bakal pembuatan ramuan Madu Kuan Tau. 

Warga yang mengonsumsi ramuan ini terbebas dari wabah penyakit saat itu. 

“Kemudian menggunakan madu dan akar-akar tumbuhan dibuatnya ramuan dan konsumsi, sehingga mereka sehat dan pulang ke kampung. Ada yang sekarat dikasih minum langsung sembuh’,” ujarnya.

2. Miliki 4 lantai sarang lebah hutan

Sarang lebah madu kelulut yang dikembangkan di Balikpapan Kaltim. (IDN Times/Hilmansyah)

Sehubungan itu, Agus pun akhirnya berinisiatif mengembangkan budi daya produksi madu hutan di Kecamatan Balikpapan Utara. Sarang lebahnya berada dalam bangunan empat lantai yang dulunya dipersiapkan menjadi sarang burung walet. 

Bukannya burung walet yang datang ternyata bangunannya dipenuhi sarang lebah madu. 

Daripada keukeuh  berbisnis sarang burung walet, Agus lantas banting setir dengan mengembangkan madu lebah hutan. Ternyata pilihannya itu tepat di mana saat ini sarang lebahnya miliknya mampu memproduksi puluhan kilo liter per tahunnya. 

Produksi madu hutan miliknya pun bermacam-macam tergantung sari bunga yang diisap lebah. Lebah yang mengisap bunga karet dan bunga hutan menghasilkan jenis madu yang berwarna agak kekuning-kuningan. 

Sedangkan madu berwarna hitam khusus mengisap sari bunga pohon ulin atau bengkirai. 

"Madu warna kekuning-kuningan sepanjang tahun ada, sedangkan madu warna hitam hanya setahun sekali adanya," ungkapnya. 

Saat ini, Agus sedang mengembangkan peternakan lebah madu kelulut yang yang relatif lebih mudah budi daya di pekarangan rumah. Lebah jenis ini tidak berbahaya bagi manusia mengingat karakternya yang tidak agresif. 

“Selain itu, saat ini saya juga sedang mengembangkan lebah madu kelulut yang ada di sekitar rumah. Lebah ini tidak berbahaya karena tidak menyengat,” ujarnya.

Baca Juga: Guru Balikpapan Meninggal Usai Vaksin, Tidak Termasuk KIPI

Berita Terkini Lainnya