Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Semayang Naik 39,11 Persen
Sayang, Pelabuhan Semayang baru bisa menampung 2 kapal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Posko Terpadu Arus Mudik dan Balik Pelabuhan Semayang resmi ditutup pada Senin (24/6) pagi di halaman Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Penutupan Posko Terpadu yang rencananya akan digelar pada Sabtu (22/6) terpaksa ditunda Senin ini karena adanya kapal yang masuk ke Pelabuhan sehingga lapangan tidak bisa digunakan.
Kepala KSOP Balikpapan Jhonny Runggu Silalahi, menjadi inspektur upacara pada penutupan posko yang dihadiri oleh Kapolsek Kawasan Pelabuhan Semayang, Kepala Basarnas Kaltim, Dinas Perhubungan Balikpapan, PT Pelni, serta satuan dari TNI dan Polri.
Baca Juga: Yuk Melipir ke Pasar Baba Boentjit, Satu Wisata Digital di Tepi Musi
1. Penumpang melebihi target yang diprediksi
Jumlah penumpang di Pelabuhan Semayang sejak H-15 hingga H+15 Lebaran, terdata pengguna jasa transportasi laut meningkat signifikan.
Pada tahun 2019 ini jumlah penumpang naik kapal dari Pelabuhan Semayang tercatat sebanyak 63.895 jiwa, jika dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 45.906 jiwa, atau mengalami kenaikan sebesar 39, 11 persen dari tahun 2018.
Sementara jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Semayang sebanyak 30.613 jiwa pada tahun 2018, sementara di tahun 2019 ini sebanyak 36.340 jiwa, atau mengalami peningkatan 18,71 persen.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Balikpapan Jhonny Runggu Silalahi menyampaikan, tahun 2019 ini jumlah penumpang yang menggunakan jasa transportasi laut melewati Pelabuhan Semayang Balikpapan meningkat signifikan. Namun, masih perlu pembenahan fasilitas pelabuhan serta terminal.
"Pelabuhan Semayang Balikpapan hanya bisa untuk 2 kapal saja, sehingga perlu adanya pelebaran melihat tingginya antusiasme warga menggunakan jasa moda transportasi laut," beber Jhonny.
Kenaikan penumpang selama dibukanya Posko Terpadu ini juga disebabkan mahalnya harga tiket pesawat, sehingga banyak warga Kalimantan Timur yang hendak mudik atau balik beralih ke moda transportasi laut.
Baca Juga: Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Laut