Server Error, Orangtua Protes Anaknya Didaftarkan PPDB di Luar Zona 1
Peluang untuk diterima jadi lebih kecil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Sejumlah orangtua calon siswa mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan memprotes penerapan sistem zonasi sekolah dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Mereka mengajukan protes karena anak mereka didaftarkan di luar zona 1 domisili. Anak mereka dimasukkan dalam zona radius yang lokasinya dinilai terlalu jauh dari tempat tinggal mereka.
Kondisi ini diduga akibat server yang bermasalah pada hari pertama pelaksanaan PPDB, Senin, 1 Juni 2019 lalu, sehingga sekolah zona 1 yang mereka daftar tidak muncul dalam sistem.
1. Sekolah yang didaftarkan dinilai terlalu jauh
Ruliani, salah seorang orangtua calon peserta didik yang mendatangi kantor Disdikbud Kota Balikpapan mengaku merasa dirugikan akibat kejadian ini.
Ruliani yang merupakan warga Kelurahan Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota menjelaskan telah mendaftarkan anaknya ke SMPN 12 Balikpapan pada hari pertama pembukaan pendaftaran PPDB, Senin (1/7) lalu.
Pada saat mendaftar di sekolah, pihak panitia PPDB di SMPN 12 mengatakan tidak bisa memasukan pilihan sekolah anaknya ke dalam sistem, karena pilihan SMPN 12 Balikpapan yang akan didaftarkannya tidak muncul dalam sistem yang dijalankan.
Panitia lantas menyarankan untuk mendaftar anaknya melalui sistem PPDB ke SMPN lain yakni SMPN 7 Balikpapan. “Katanya sementara didaftarkan dulu ke SMPN 7, karena di sistem pilihan SMPN 12 tidak muncul. Nanti katanya bisa diubah,” kata Ruliani.
Pernyataan yang sama disampaikan orang tua lainnya, Nurmaya warga Kelurahan Prapatan. Menurutnya, kebijakan panitia yang mendaftarkan anaknya ke sekolah lain di luar zona 1 sangat merugikan, karena akan memperkecil peluang untuk anaknya diterima di sekolah yang diinginkan.
“Sekarang sistem rangkingnya sudah berjalan dan anak saya sudah terdaftar di SMPN lainnya, peluangnya jadi kecil,” jelasnya.
Ia menjelaskan, kebijakan panitia yang memindahkan pilihan sekolah dari awalnya SMPN 12 ke SMPN 7 yang berada jauh dari rumahnya tidak bisa diterima.