TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Boneka Menjadi Media Pengobatan bagi Masyarakat Dayak Wehea

Dibantu roh leluhur untuk mengobati pasiennya

Perlengkapan yang harus disiapkan dalam Ritual Adat Njuq

Balikpapan, IDN Times - Belakangan ini boneka kembali menjadi perbincangan di masyarakat. Itu setelah ramai para artis yang merawat boneka layaknya seorang anak manusia pada umumnya. 

Sebenarnya, "memanusiakan" boneka sudah aja sejak zaman dahulu. Beberapa daerah di Indonesia juga bahkan menjadikan boneka sebagai media dalam ritual adat.

Seperti yang ada di Dayak Wehea di Kampung Bea Nehas Muara Wahau Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim).

Dikutip dalam laman kaltim.aman.or.id, boneka digunakan sebagai media pengobatan dan penyembuhan dalam ritual Adat Njuq. Di mana ritual ini sudah dilakukan secara turun-temurun oleh Suku Dayak tersebut.

Baca Juga: [BREAKING] Kapolda Kaltim Benarkan Ada OTT Pejabat PPU

1. Peralatan untuk ritual

Ilustrasi Baju Adat Irian, Papua (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain boneka, peralatan pendamping untuk ritual penyembuhan adalah membawa telur dan parang. Nantinya ritual akan dilakukan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus berkomunikasi dengan roh-roh leluhur. 

Masyarakat Dayak menamainya sosok dihormati ini dengan sebutan Emta.

Jumlah Emta yang melakukan ritual bisa dua orang atau bahkan sampai tujuh orang. 

Tergantung kemampuan orang yang akan melaksanakannya.

2. Berjalan selama dua sampai tiga hari

Nak Blan atau balai yang dikelilingi Emta

Proses ritual ini sendiri biasanya akan berjalan selama dua sampai tiga hari. Mulanya Emta akan memanggil roh-roh leluhur untuk membantu proses ritual pengobatan.

Kemudian para Emta mengelilingi balai kecil yang disebut Nak Blan sebanyak 7 kali sembari membawa perlengkapan ritual tadi.

Setelah itu, nantinya pengobatan akan menggunakan telur yang disentuhkan kepada pasien dari ujung kepala hingga kaki.

Baca Juga: Realisasi Pajak Daerah di Kaltim Tembus Angka Rp4,7 Triliun

Berita Terkini Lainnya