Harga Kedelai dan Kecambah Meroket, Diperkirakan sampai Bulan Juni
Akali harga tetap tapi isi terpaksa dikurangi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Harga kacang kedelai dan kecambah masih meroket di pasaran. Kondisi ini membuat para produsen tempe pun melengos. Mereka harus memutar otak agar dagangan olahan mereka tetap dapat diterima di masyarakat di tengah situasi saat ini.
Nur Kholis, salah satu produsen tempe dan taoge di Sumber Rejo III Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur (Kaltim) mengaku, sampai harus mengurangi isi dari olahan tempenya. Mau tak mau, hal itu terpaksa dilakukan agar mereka tak merugi.
"Jadi harganya tetap, tapi isinya saja yang terpaksa kami kurangi karena mahal sekali bahan bakunya saat ini," tuturnya.
Baca Juga: Minyak Goreng Masih Langka, Pemkot Balikpapan akan Gelar Sidak
1. Berlangsung sampai Juni 2022
Karena petani lokal yang dikabarkan gagal panen akibat cuaca, kata Kholis, kini dirinya terpaksa membeli kacang kedelai impor. Yang pastinya dari segi kualitas dan harga berbeda jauh dengan lokal.
Dirinya bahkan sampai mendapat bocoran dari pemasok, keadaan ini akan mereka hadapi sampai bulan Juni 2022. Sebenarnya hal seperti ini selalu mereka rasakan setiap tahun. Bedanya kondisi ini lebih panjang dirasakan dibanding tahun sebelumnya.
Ini tentu menyulitkan para produsen. Kholis bahkan pernah menghadapi situasi di mana kacang kedelai kosong di pemasok Balikpapan.
"Akhirnya saya sampai ke Samarinda untuk membeli kacang kedelainya. Harganya selisih Rp1.000 lebih mahal, Ini belum lagi kalau dihitung dengan ongkos transport-nya ke sana," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Investigasi Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina di Balikpapan