Puluhan Santri Ponpes di Tarakan Menjadi Korban Pencabulan
Lima korban melapor, polisi kantongi bukti CCTV
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tarakan, IDN Times - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Tarakan Kalimantan Utara (Kaltara) Dra Maryam mengungkapkan, sedikitnya ada 48 anak yang menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh pemuda berinisial RA.
Hal itu didapatkan setelah pihaknya melakukan tracing terhadap 200 anak yang belajar agama di salah satu pondok pesantren di Bumi Paguntaka, julukan Tarakan.
"Ya betul (48 anak), berawal dari 9 laporan. Tetapi karena kami khawatir bukan hanya itu, akhirnya kami dengan Himpsi ke TKP dan lakukan assessment ke 200 anak yang ada di pesantren tersebut," terang Maryam, saat dihubungi IDN Times siang tadi, Rabu (30/3/2022).
Baca Juga: Dua Pekerja Tambang di Tarakan Tertimbun, Basarnas Lakukan Pencarian
1. Kronologis kejadian
Kasus ini baru terungkap setelah salah satu anak yang menjadi korban pelecehan mengadu kepada kakaknya yang juga mengajar di pesantren tersebut. Si anak mengaku takut dengan perbuatan tersangka yang selalu meraba area kemaluannya.
"Jadi mereka ini diberi tahu (oleh tersangka) kalau nanti mau sunat harus begitu (onani) yang dilakukan oleh pelaku ke korban," bebernya.
Dari situlah kejadian ini pun baru diketahui pihak ponpes. Maryam menuturkan, bersama pihak ponpes, sembilan korban dan orangtuanya pun mengadu ke DP3AKB.
"Itu sorenya setelah mereka melapor ke Polsek Tarakan. Saat itu juga kami turunkan tim, dan di situlah kami temukan ternyata dari 9 yang secara resmi melapor, ada 48 anak yang alami pelecehan," jelasnya.
Baca Juga: Kodim Tarakan Gagalkan Pengiriman Sabu Seberat 8 Kg ke Palu