TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bulog Kalsel Kesulitan untuk Menyerap Produksi Beras Lokal

Kenaikan harga beras lokal

Presiden Joko "Jokowi" Widodo meninjau gudang Bulog di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). (dok. Bulog)

Banjarmasin, IDN Times - Bulog Regional Kalimantan Selatan (Kalsel) mengaku saat ini pihaknya cukup kesulitan untuk bisa menyerap beras lokal dari para petani di tahun 2023 ini.

Menurut Kepala Bulog Regional Kalsel Taufan Akib di Banjarmasin, Rabu, ada dua hal yang membuat pihaknya hanya mampu menyerap beras lokal kurang lebih sebesar 100 Ton hingga pertengahan tahun 2023.

Pertama, karena banyak petani lokal yang gagal panen, menyebabkan harga beras lokal mengalami kenaikan yang signifikan. Akibatnya saat kita ingin beli ke petani harganya tidak masuk.

"Kami bisa beli jika dijual dengan harga maksimal Rp9.950 per kilo,” ungkapnya diberitakan Antara, Rabu (7/6/2023).

Baca Juga: Viral, Remaja Banjarmasin Dilecehkan Jukir di Taman Kamboja

1. Alasan gagal menyerap produksi beras lokal

Ilustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Lalu persoalan kedua, Bulog Regional Kalsel tidak dapat melakukan penyerapan berlebihan kepada beras lokal. Karena mereka tidak lagi mendapatkan pasar yang pasti seiring dengan dialihkannya subsidi beras ke uang tunai oleh pemerintah bagi masyarakat yang masuk dalam kategori Program Keluarga Harapan (PKH).

“Kalau dulu kita serap terus karena memang ada pasarnya, yaitu dibeli oleh pemerintah untuk masyarakat yang masuk program PKH. Sekarang tidak lagi, jadi kita tidak bisa asal serap karena bisa membuat biaya penyimpanan di gudang kita membengkak dan membuat rugi,” ujarnya.

Terus dikatakannya, walau tidak bisa menyerap beras lokal, dipastikan stok beras di gudang masih mencapai di atas 1.000 Ton yang merupakan gabungan beras cadangan pemerintah daerah dan beras komersial untuk dijual bebas ke masyarakat.

2. Ketersediaan beras lokal di Banjarmasin

Direktur Keuangan Bulog, Bagya Mulyanto didampingi Pimpinan Perum Bulog Wilayah Jateng, Akhmad Kholisun mengecek stok beras di Gudang Bulog Randugarut Semarang, mendampingi kunjungan rombongan anggota Komisi IV DPR RI, Kamis (31/3/2022). (Dok. Perum Bulog Jateng)

Tugas Bulog sebagai stok jaminan pasokan beras.

"Walau tidak banyak menyerap beras lokal, kami masih bisa menjalankan diri sebagai stok cadangan untuk menjamin ketersediaan pasokan beras jika terjadi kejadian luar biasa yang tidak bisa kita prediksi,” tambahnya.

Sebelumnya, dari pantauan di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin, yakni Pasar Sentral Antasari, harga beras lokal terpantau masih cukup tinggi di pasaran bila dibandingkan sebelum momen Ramadhan lalu.

Untuk beras lokal jenis Siam, kini di banderol seharga Rp15.000 – Rp20.000 per kilo tergantung kualitas. Padahal sebelumnya hanya mencapai Rp10.000 per kilo. Lalu untuk beras Mayang dari sebelumnya hanya Rp15.000 per kilo, kini sudah mencapai Rp22.000 – Rp23.000 per kilo tergantung kualitas.

Baca Juga: Banjarmasin Berminat Datangkan Alat Keruk Sampah dari Luar Negeri

Berita Terkini Lainnya