Pakar Kesehatan UI Mendorong agar Pelabelan BPA Segera Dilakukan
Memberikan perlindungan pada masyarakatÂ
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pakar epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mendorong agar rencana pelabelan bisphenol A (BPA) segera direalisasikan pemerintah. Aturan tentang pelabelan BPA yang sudah dirumuskan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pernyataan pakar ini memang berseberangan dengan kelompok industri air minum dalam kemasan, di mana mereka menentang pelabelan BPA pada galon guna ulang.
"Peluruhan BPA membawa efek jangka panjang. Negara maju sudah membatasi penggunaan wadah berpotensi meluruhkan BPA sehingga melakukan pelarangan. Semestinya kebijakan labelisasi segera dilaksanakan, jangan takut dengan industri," tukasnya belum lama ini.
Baca Juga: Mantan Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid Meninggal Dunia
1. Dukungan YLKI dalam penerapan BPA Free
Lebih lanjut, Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tubagus Haryo menambahkan, langkah BPOM dalam menerapkan aturan labelisasi BPA Free sudah tepat. Tujuan utama adalah memberikan perlindungan pada konsumen sekaligus pelaku usaha ke depannya.
Agar mereka nantinya terbebas dari gugatan hukum.
Berbeda dengan kandungan BPA pada polikarbonat (PC), kandungan etilen glikol pada polyethylene terephthalate (PET) tidak memunculkan polemik, di dalam maupun luar negeri.
PET dinilai para pakar tidak mudah mengalami perubahan kimia. Pada gilirannya, monomer PET, seperti etilen glikol, hanya dapat bermigrasi dalam jumlah yang sangat kecil ke dalam pangan yang dikemasnya.
Tingkat migrasi etilen glikol dari kemasan PET jauh di bawah batas standar yang ditetapkan WHO.
Baca Juga: Puluhan Mahasiswa Balikpapan Berunjuk Rasa Menolak Revisi KUHP