TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemkab Mahulu Mengembangkan Komoditas Kakao dalam Sektor Perkebunan

Sangat cocok dengan kondisi tanah Kalimantan

Ilustrasi petani kakao. IDN Times/Humas Pemkab Kutim

Samarinda, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) fokus mengembangkan budi daya kakao sebagai salah satu komoditas unggulan pada sektor perkebunan.

"Sektor perkebunan kakao menjadi pilihan laris bagi warga sebagai mata pencaharian, lantaran dapat membantu memajukan ekonomi," kata Wakil Bupati Mahulu Yohanes Avun dilaporkan Antara di Samarinda, Rabu (29/3/2023).

Baca Juga: Ini Lokasi Pasar Murah yang Digelar di Samarinda dan Kukar

1. Tanaman bahan baku coklat cocok dengan kondisi tanah di Mahulu

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memanen buah kakao di Desa Puudambu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/11/2019). (ANTARA FOTO/Jojon)

Yohanes mengatakan tanaman bahan baku coklat tersebut memang sangat cocok dengan kultur tanah di Mahulu, apalagi pemasaran kakao sangat laris di pasar domestik maupun global sehingga Kakao dinilai lebih memiliki peluang ekonomis yang menjanjikan dibanding tanaman lain.

Salah satu sentra perkebunan Kakao di Mahulu ada di Kecamatan Laham. Kelompok tani setempat telah memulai menanam Kakao sejak 2014. Kini telah menghasilkan sekitar 30 hingga 35 ton biji Kakao per bulan. Sementara permintaan pembeli di wilayahnya mencapai 800 ton per bulan.

"Dari segi potensial coklat ini sangat menjanjikan terutama tiap kali dilombakan masuk kategori, jadi bisa diusahakan. Permintaan juga banyak," ungkap Yohanes. 

Ia juga mendorong petani untuk meningkatkan produksi dengan memperluas lahan yang digarap. Semakin luas lahan kebun maka semakin bertambah jumlah produksi yang dihasilkan.

2. Testimoni petani di Mahulu dalam budidaya kakao

Ilustrasi biji kakao (pixabay.com/gate74)

Senada, Ketua Kelompok Tani Kedawing Kecamatan Laham Mahulu, Viktorius Paran menyebutkan, ia memilih bertani coklat lantaran pihaknya sudah belajar tentang pembudidayaan kakao. Sehingga mereka tertarik mengembangkan kakao.

"Kita sudah dilatih terlebih dahulu, jadi banyak sedikitnya kita sudah paham tentang bagaimana budidaya kakao ini," ujar Viktorius.

Pria berusia 62 tahun ini juga menilai, pasar kakao di Indonesia terbilang bagus. Pun, budidaya kakao cukup mudah ditanam di Indonesia khususnya Mahulu.

Baca Juga: Kantor Bahasa Kaltim Merevitalisasi Bahasa Kenyah di Mahulu

Berita Terkini Lainnya