Sampah Plastik Terus Meningkat, Walhi Menyoroti Pentingnya Daur Ulang
Meminimalkan peluruhan racun dalam plastik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Walhi menyatakan persoalan sampah plastik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2021, komposisi sampah plastik mencapai 18,11 persen atau sekitar 12,3 juta ton.
Sementara pada tahun 2022, terjadi peningkatan komposisi sampah plastik hingga mencapai 18,22 persen atau sekitar 12,75 juta ton. Sampah plastik terdiri kantong plastik, kemasan saset, botol, polysterina, dan sedotan plastik
"Komposisi sampah plastik terus meningkat setiap tahunnya," kata Kampanye Transisi Urban Berkeadilan Walhi Nasional Abdul Ghofar, Kamis (23/3/2023).
Baca Juga: Diduga Bandar Narkoba, Seorang Anggota Polisi di Balikpapan Ditangkap
1. Sampah plastik berdampak pada lingkungan
Abdul mengatakan, peningkatan sampah plastik berdampak negatif pada lingkungan, pencemaran air, udara, ekosistem, hingga kesehatan manusia secara langsung. Salah satu isu krusial yang disorot adalah masalah racun dalam plastik.
Proses produksi berbagai produk turunan plastik melibatkan peluruhan zat kimia, seperti misalnya bisphenol A (BPA) dari plastik jenis polikarbonat atau plastik keras.
Seperti diketahui, dalam banyak kajian ilmiah, BPA disebut-sebut jadi penyebab penyakit serius pada manusia, seperti kanker, gagal ginjal, hingga kemandulan.
Abdul menyebutkan, wadah plastik galon keras ini sangat rentan mencemari makanan dan minuman pada kondisi suhu tinggi dan penggunaan dalam jangka waktu lama. Risiko ancaman kesehatan ini, menurutnya, harus menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah.
"Berbagai riset telah menunjukkan risiko kesehatan dari paparan bahan beracun dalam plastik seperti BPA ini," ungkapnya.
Baca Juga: Pelita Air Membuka Penerbangan Perdana di Bandara Sepinggan Balikpapan