Belajar Online Dikhawatirkan Menurunkan Kualitas Pelajar di Kaltim
Pelajar dan guru bakal sama-sama mengalaminya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) belum mengizinkan penerapan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) bagi seluruh siswa sekolah. Gubernur Isran Noor tidak memberikan lampu hijau menyusul perkembangan pandemik COVID-19 di sejumlah kota/kabupaten.
Soal ini, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman Prof Susilo berpendapat, kondisinya akan berdampak negatif terhadap kualitas pelajar di Kaltim. Ia menyebutnya dengan istilah learning loss atau hilangnya waktu belajar pelajar Kaltim.
“Jika tak ada PTM, anak-anak (pelajar) ini akan mengalami yang namanya learning loss,” katanya kepada IDN Times, Rabu (9/6/2021).
Baca Juga: Diduga Jual Miras, Belasan THM di Sambutan Samarinda Disegel Satpol PP
1. Metode belajar online ini tak bisa menyampaikan semua aspek yang diinginkan oleh guru
Secara umum, learning loss adalah menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa. Pemicunya pendidikan yang berkurang atau terputus sama sekali. Nah, dalam kondisi saat ini pandemik COVID-19 menjadi biang kerok para pelajar menjalani metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau lebih akrab disebut sekolah online.
Dan nyaris dua tahun para pelajar di Kaltim mengalami itu.
Menurut Susilo, sistem belajar online membuat guru tidak mampu maksimal mentransfer ilmunya pada para siswa. Seperti salah satunya tentang bagaimana caranya dalam melakukan pembinaan karakter, pelajaran olahraga, hingga sejumlah pelajaran yang memerlukan komunikasi langsung.
Karena tak semua mata pelajaran selesai dengan pola daring. Anak yang berasal dari kalangan menengah ke atas tentu jarang mengalami dampak ini. Pasalnya sebagian besar didukung dengan gawai dan teknologi yang mumpuni.
“Lalu bagaimana dengan mereka yang berasal dari pedalaman, jauh dari kota. Orangtua pas-pasan, sementara anak juga tak akrab dengan teknologi. Ini yang paling dikhawatirkan,” tegas mantan dekan FKIP Unmul tersebut.
Baca Juga: Pandemik COVID-19, Dua Tahun Pelajar di Kaltim Terpaksa Belajar Online