TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinkes Kaltim Belum Terima Informasi Kualitas Udara Samarinda Buruk

Instruksikan Dinkes daerah melaporkan data terkini soal ISPA

IDN Times/Maulana

Samarinda, IDN Times - Asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang menjadi momok. Bahkan dalam beberapa hari udara Kota Tepian pekat oleh asap.

Mengambil langkah pencegahan, Badan Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim melakukan pengukuran Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) selama 24 jam, lalu diperoleh skor 234,2 mikrogram. Penilaian itu dilakukan pada 17 September lalu. Angka itu menandakan kualitas udara Samarinda sangat tidak sehat.

Walau demikian, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Andi M Ishak, mengaku belum menerima hasil tersebut. Pun demikian dengan jumlah pasti warga yang terserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

"Yang pasti ada peningkatan," katanya singkat, Rabu (18/9).

Baca Juga: Alat Rusak, Kualitas Udara di Samarinda Tak Bisa Diukur

1. Asap di Samarinda bikin waswas, berikan instruksi terkait data ISPA

IDN Times/Yuda Almerio

Dia pun tak menampik bila kondisi asap yang menyelimuti Samarinda saat ini memang bikin waswas. Dan bila terus demikian akan menimbulkan potensi penyakit pernapasan. Tentunya itu sangat berbahaya.

"Kami sudah meminta agar dinas kesehatan di berbagai daerah di Kaltim segera melaporkan data terkini terkait ISPA. Kemudian kami juga ingin kawan-kawan di kabupaten/kota melakukan pencegahan dampak kabut asap," imbuhnya.

Lebih lanjut dia menambahkan, sejumlah metode digunakan dalam penanganan pekatnya kabut asap, sesuai dengan instruksi dari Kementerian Kesehatan. Misalnya saja, edukasi masyarakat demi mencegah ISPA dengan cara membatasi kegiatan luar ruangan, pun bila harus beraktivitas harus memakai masker.

"Jika penanganan aksi pembakaran lahan belum selesai, bisa saja sekolah diliburkan. Tapi sejauh ini informasi yang kami terima hanya bandara yang sempat ditutup (di Berau)," katanya lagi.

2. Selalu gunakan masker saat beraktivitas

Ilustrasi/ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Diwartakan sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH Kaltim, Wiwit Guritno menerangkan keakuratan pengukuran kualitas udara di Samarinda itu bisa dipercaya.

Sebab, dua rekan yang diajak kerjasama ialah Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3) Samarinda serta PT Mutu Agung Lestari. Kedua entitas swasta ini punya alat yang lengkap.

"Nama alatnya High Volume Air Sampler (HVAS) Ecotech 2000. Mereka juga punya lab. Jadi bisa dipercaya," tegasnya.

Dia menyatakan, ada lima kategori ISPU, pertama itu baik, skornya 1-50, kemudian sedang 51-150 lalu 101-199 yang artinya tidak sehat. Selanjutnya, 200-299 itu sangat tidak sehat dan 300 lebih berbahaya. Itu sebab, pihaknya meminta warga Samarinda waspada.
"Kalau bisa warga tak banyak beraktivitas di luar ruangan terutama anak kecil. Jangan lupa pakai masker jika harus, terutama pekerja," sebutnya.

Baca Juga: DLH Kaltim: Kualitas Udara di Samarinda Sangat Tidak Sehat

Berita Terkini Lainnya