TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gara-gara Heboh Virus Corona, Syadza Sempat Diusir dari Apartemen

Kisah anak wali kota Tarakan yang berkuliah di Tiongkok

Ilustrasi virus Corona (IDN Times/Mia Amalia)

Samarinda, IDN Times - Hingga saat ini dunia masih gempar dengan virus corona. Rasa waswas itu juga turut dialami oleh sejumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di negeri panda tersebut.

Lebih-lebih saat pemerintah setempat melakukan kebijakan karantina. Adalah Syadza Ulima Azalia Khair, anak kedua dari Wali Kota Tarakan (Kalimantan Utara) Khairul, yang turut merasakan dampaknya.

“Dia dan kawan-kawannya sempat diminta keluar dari dari apartemen di Shanghai,” ujar Khairul saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon pada Senin (27/1) malam.

Baca Juga: Waspada Corona, Mahasiswa Unesa dari Wuhan akan Diperlakuan Khusus

1. Diminta keluar dari apartemen karena waswas virus corona

Wali Kota Tarakan, Khairul (kiri) saat menghadiri wisuda sekolah putrinya, Syadza di Jakarta pada 2017 lalu (Dok.IDN Times/Istimewa)

Lantas apa yang membuat pemilik apartemen di Shanghai itu meminta mereka keluar dari apartemen?

Cerita Khairul, putrinya dan delapan orang kawannya itu merupakan mahasiswa kedokteran asal Hubei University dan berkuliah di Xianyang. Jarak antara kota mereka belajar dengan Wuhan itu empat jam perjalanan dengan kereta.  Wuhan dan Xianyang masih masuk dalam Provinsi Hubei. Ibarat jarak Samarinda dengan Balikpapan,

Pemilik apartemen itu ketakutan karena mereka berasal dari Provinsi Hubei, lebih-lebih saat kebijakan karantina keluar. Lebih lanjut, sebenarnya putrinya itu tak ada niatan kembali ke Indonesia karena waktu liburannya begitu singkat. Sejak 19 Januari 2020 kampusnya tak lagi melakukan kegiatan belajar mengajar karena musim dingin, sehingga Syadza dan kawannya memilih liburan ke Shanghai pada 22 Januari.

“Setelah keluar dari apartemen sewaan, putri saya sempat pindah ke hotel, namun hanya semalam. Karena ada kebijakan karantina, yang di luar tak boleh masuk Hubei begitu juga sebaliknya, makanya saya minta dia pulang saja, begitu juga dengan kawannya,” urainya.

2. Bisa pulang ke Indonesia dengan negatif virus corona

Suasana jalan setelah pemerintah Wuhan mengumumkan untuk melarang kendaraan tidak penting di daerah pusat kota untuk membatasi penularan virus corona baru, pada hari kedua Tahun Baru Imlek, di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 26 Januari 2020. ANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS

Wabah virus corona sebenarnya belum terlalu menjadi momok pada Desember 2019, namun kini penyebarannya tak terbendung. Ini pula yang membuat Khairul khawatir, bayangkan saya dalam waktu singkat endemik asal Wuhan ini sudah membunuh 106 orang dan 4.559 lainnya terkonfirmasi positif terinfeksi.

Belum lagi sejumlah negara juga ikut merasakan dampaknya. Syukurnya, Syadza dan kawan-kawannya memilih pulang pada 25 Januari lalu. Berangkat pagi tiba di Jakarta sore hari, sempat transit di Hongkong saat itu. Lewat pemindai panas, kesembilan kawan ini tanpa masalah. Mereka negatif virus corona.

“Alhamdulillah dia sudah pulang dua hari lalu,” sebutnya.

Baca Juga: Hindari Virus Corona, Kenali 5 Hewan Penyebabnya

Berita Terkini Lainnya