Gara-gara Heboh Virus Corona, Syadza Sempat Diusir dari Apartemen
Kisah anak wali kota Tarakan yang berkuliah di Tiongkok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Hingga saat ini dunia masih gempar dengan virus corona. Rasa waswas itu juga turut dialami oleh sejumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di negeri panda tersebut.
Lebih-lebih saat pemerintah setempat melakukan kebijakan karantina. Adalah Syadza Ulima Azalia Khair, anak kedua dari Wali Kota Tarakan (Kalimantan Utara) Khairul, yang turut merasakan dampaknya.
“Dia dan kawan-kawannya sempat diminta keluar dari dari apartemen di Shanghai,” ujar Khairul saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon pada Senin (27/1) malam.
Baca Juga: Waspada Corona, Mahasiswa Unesa dari Wuhan akan Diperlakuan Khusus
1. Diminta keluar dari apartemen karena waswas virus corona
Lantas apa yang membuat pemilik apartemen di Shanghai itu meminta mereka keluar dari apartemen?
Cerita Khairul, putrinya dan delapan orang kawannya itu merupakan mahasiswa kedokteran asal Hubei University dan berkuliah di Xianyang. Jarak antara kota mereka belajar dengan Wuhan itu empat jam perjalanan dengan kereta. Wuhan dan Xianyang masih masuk dalam Provinsi Hubei. Ibarat jarak Samarinda dengan Balikpapan,
Pemilik apartemen itu ketakutan karena mereka berasal dari Provinsi Hubei, lebih-lebih saat kebijakan karantina keluar. Lebih lanjut, sebenarnya putrinya itu tak ada niatan kembali ke Indonesia karena waktu liburannya begitu singkat. Sejak 19 Januari 2020 kampusnya tak lagi melakukan kegiatan belajar mengajar karena musim dingin, sehingga Syadza dan kawannya memilih liburan ke Shanghai pada 22 Januari.
“Setelah keluar dari apartemen sewaan, putri saya sempat pindah ke hotel, namun hanya semalam. Karena ada kebijakan karantina, yang di luar tak boleh masuk Hubei begitu juga sebaliknya, makanya saya minta dia pulang saja, begitu juga dengan kawannya,” urainya.