TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kronologi Pasien Positif COVID-19 Samarinda yang Diam-diam ke Surabaya

Menolak disebut kabur, pergi karena arogansi petugas medis

Petugas medis mengenakan alat pelindung diri lengkap. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Samarinda, IDN Times – Beredar kabar pasien positif virus corona atau COVID-19 di Samarida ke luar daerah diam-diam alias kabur. Berita itu menyebar cepat dan bikin geger warga Kota Tepian. Maklum saja, pasien ini terkonfirmasi positif virus corona pada Sabtu (2/5) lalu. Dan saat ini posisinya berada di Surabaya, Jawa Timur. Informasi dihimpun IDN Times pasien berinisial TM, pria, berusia 31 tahun.

“Dia bukan kabur,” tegas Pelaksana tugas Kepala Diskes Kaltim Andi Muhammad Ishak saat dikonfirmasi pada Ahad (5/3).

Baca Juga: Wabah COVID-19 Tak Pengaruhi Persiapan Ibadah Haji dari Balikpapan

1. Tak masalah isolasi di rumah bila tak punya gejala virus corona, tapi harus bisa jaga sesama

(IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut dia meluruskan kronologis pasien tersebut bisa berada di luar daerah. Sebelumnya pada 17 April 2020 pasien tersebut menjalani rapid test di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB). Hasilnya, pasien reaktif terhadap virus corona. Enam hari selanjutnya tepatnya 23 April 2020, pasien diminta uji swab di Samarinda. Lantaran tak ada gejala COVID-19, pasien ini memilih karantina sendiri di rumah.

“Sebenarnya tak jadi masalah isolasi mandiri di rumah, asalkan pasien tak merasakan gejala apa-apa,” terang juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim tersebut.

2. Sudah berkomunikasi Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya

Dua orang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Andi pun menyayangkan aksi tanpa kabar itu, sebab posisinya pasien tersebut positif virus corona. Itu sebab kepatuhan sangat diperlukan terlebih saat diminta karantina mandiri di rumah. Jika tidak bisa membahayakan orang-orang di sekitarnya. Nah, sekarang tinggal tracing lagi dengan siapa pasien ini kontak atau berkomunikasi.

“Kami juga sudah kontak dengan gugus tugas di Surabaya,” sebutnya.

3. Diam-diam keluar daerah karena arogansi petugas medis di Samarinda

(IDN Times/Arief Rahmat)

IDN Times secara eksklusif menghubungi TM lewat sambungan telepon. Dia menolak disebut kabur. Meski demikian dirinya juga tak menampik jika pergi tanpa konfirmasi. Penyebab dirinya demikian tak lain karena arogansi dari petugas medis yang memeriksanya. Selain itu, penerbangan umum bakal ditutup selama sebulan. Dan 24 April 2020 adalah peluang terakhir bersama keluarga di Surabaya, sebelum penerbangan komersial tak lagi layani penumpang.

“Saya sampai di Surabaya langsung tes di rumah sakit swasta dengan uang pribadi dan data-data medisnya lengkap. Saya juga info kalau hasil rapid test reaktif,” imbuh TM.

4. Tak merasakan gejala COVID-19, foto toraks paru-paru juga bersih tapi hasil swab positif

Ilustrasi. Petugas di samping ambulans yang terparkir di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TM merupakan pengusaha asli Samarinda. Namun begitu, dirinya juga punya keluarga dan rumah di Surabaya. Di rumah sakit, dia minta dirawat dan diperiksa lewat foto toraks paru-paru. Tapi tak ditemukan gejala COVID-19 sama sekali. Maka disarankan isolasi mandiri lagi di rumah, terakhir kontak dengan keluarga pada 24 April 2020 setelah mendarat di Surabaya. TM mengetahui hasil swab-nya positif pada Jumat lalu, 1 Mei 2020.

“Saya sudah meminta keluarga ikut rapid test. Saya bukan gak sayang dengan mereka, justru saya sayang makanya pilih isolasi mandiri,” tegasnya.

Baca Juga: Mengamuk Lagi, Pasien Positif COVID-19 di Samarinda Ini Pukul Perawat 

Berita Terkini Lainnya