Lima Alasan Mengapa IKN Harus Pindah ke Kaltim
Kaltim jauh dari bencana dan strategis dari sisi maritim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Pemerintah pusat memperkirakan peletakan pertama pembangunan ibu kota negara (IKN) bakal dimulai tahun ini. Fakta tersebut terungkap saat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berkunjung ke kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) pada Sabtu pekan lalu.
Terlepas dari itu, pemindahan IKN ke Benua Etam memang diperlukan demi pemerataan pembangunan di timur Indonesia. Selain ada sebab lain. Berikut lima alasan provinsi ini ditunjuk sebagai IKN baru.
“Alasan pertama risiko bencana minim, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, maupun tanah longsor,” ungkap La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD RI saat hadiri Seminar Nasional Wawasan Kebangsaan dan Pengembangan Daerah menyambut IKN di IAIN Samarinda seperti dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim, Selasa (6/4/2021).
Baca Juga: Dua Skema Penanganan Banjir Samarinda ala Wali Kota Andi Harun
1. Minim bencana alam dan sangat strategis sebagai IKN
Pernyataan tersebut diamini oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dari kajian entitas pengendalian bencana ini, Kaltim memang provinsi dengan risiko bencana paling rendah dibanding wilayah lain di Indonesia. Baik itu dari ancaman petaka geologi, vulkanologi, hidrometeorologi dan jenis ancaman bencana lainnya.
Daerah ini memang punya potensi gempa bumi, namun di bawah magnitudo 5 yang tidak merusak dan sedikit kemungkinan memicu gelombang tsunami. Tak hanya itu, untuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga paling sedikit terdampak dibanding wilayah lain di Kalimantan.
Menurut data BNPB sejak 2015 hingga 2019, Kaltim tak masuk dalam 5 besar wilayah yang terdampak Karhutla seperti wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan.
“Kedua, lokasinya dinilai strategis. Jika ditarik koordinat berada di tengah-tengah wilayah Indonesia," imbuh mantan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini.
Baca Juga: Akhirnya Jalur Menuju Bandara APT Pranoto Samarinda Segera Diperbaiki