TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perkembangan Terbaru Kasus Ibu Kandung Bantu Ayah Tiri Cabuli Anaknya

Korban sangat takut bertemu ayah tirinya

Dok.IDN Times/Istimewa

Samarinda, IDN Times - Kasus pelecehan seksual yang melibatkan AL (50) ayah tiri dan RS (42) ibu kandung terhadap Mentari (11)--bukan nama sebenarnya, di Samarinda Seberang terus diselidiki Unit Reskrim Polsek Samarinda Seberang. Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan terkait perkara tersebut. 

"Kasus masih penyidikan. Keterangan dari korban dan keluarga juga sudah didapatkan," kata Kanit Reskrim Polsek Samarinda Seberang Iptu Teguh Wibowo, Jumat (27/9).

Baca Juga: Terungkap, Oknum Polisi Cabuli Anak SD, Ancam Korbannya Kena Azab

1. Korban sangat takut saat bertemu ayah tirinya

IDN Times/Sukma Shakti

Maklum saja, perkara ini mendapat perhatian warga karena korbannya masih belia. Umurnya 11 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar. Dan yang menodai korban ialah ayah tiri yang sudah dikenal korban selama delapan tahun.

Ironisnya lagi, ibu kandungnya turut membantu saat korban hendak dicabuli karena takut diceraikan. Namun demikian, dari keterangan korban tak hanya ancaman cerai, kekerasan fisik juga dilakukan sang ayah tiri terhadap ibunya, bila Mentari tak menuruti kemauan.

"Makanya korban itu sangat takut ketika bertemu dengan ayah tirinya," ujarnya.

2. Pengakuan tersangka hanya enam kali melakukan, tak ada korban lain

IDN Times/Sukma Shakti

Namun rasa takut itu juga yang membuat Mentari berani lepas dari cengkeraman ayah tirinya.

Saat dia melompat dari motor pada Jumat (20/9) pekan lalu. Ketika itu, dia hendak diantar ke sekolah oleh AL, namun gelagat ayahnya membuat Mentari curiga, sebab tatkala sekolah sudah di depan mata, kendaraan tak juga berhenti.

Walau terluka karena jatuh terguling-guling, Mentari tetap berdiri dan lari ke sekolah. 

"Ayah tirinya tak mengejar, justru pergi meninggalkan dia. Saat itulah korban mengisahkan, kisah pilunya kepada gurunya, yang kemudian dilanjutkan dengan melapor ke polisi," sebutnya.

Perwira balok satu itu menambahkan, saat ini korban mendapat pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Samarinda. Maklum, rasa trauma masih dialami gadis belia itu.

"Sejauh ini dari pengakuan tersangka hanya melakukan enam kali, tak ada korban lain. Saat ini dia tinggal sama keluarganya. Dia anak terakhir dari tiga bersaudara," jelasnya.

Berita Terkini Lainnya