Sosialisasi Relokasi oleh Aparat, Warga SKM Merasa Terintimidasi
Pemerintah perlu jamin warga Sungai Karang Mumus tak rugi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Pengerukan dan relokasi warga bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) memang menuntut segera diselesaikan. Dengan demikian persoalan banjir di Ibu Kota Katim ini bisa berkurang, lebih lagi musim penghujan makin dekat.
Namun yang menjadi soal apakah warga yang tinggal selama belasan hingga puluhan tahun itu mau pindah?
"Kalau saya pribadi, mau saja pindah. Tapi enggak tahu orangtua saya," kata Rama, pelajar sekolah kejuruan yang sudah 19 tahun hidup di bibir SKM di Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang.
Baca Juga: Ketua RT Tak Dapat Informasi Rencana Relokasi Sungai Karang Mumus
1. Sepakat relokasi demi mengurai persoalan banjir
Menurut dia, SKM saat ini memang sudah dangkal akibat sedimentasi. Hal ini pula yang membuat anak Sungai Mahakam tersebut perlu dikeruk.
Salah satu penyumbang sedimentasi itu adalah sampah. Itu sebab warga tak boleh buang sampah ke sungai. Meskipun sudah menjadi kebiasaan harus dirubah.
"Bisa karena terbiasa," terangnya saat ditemui di kawasan SKM pada Sabtu (26/10).
Kata Rama, banjir itu memang bikin susah. Namun sebagai warga yang baik, jangan sampai berdiam diri. Salah satu langkah yang baik untuk memulai perubahan ialah dengan tak membuang sampah ke sungai.
Lima bulan lalu Samarinda banjir besar warga yang berada di dekat sungai tak bisa berbuat banyak.
"Waktu itu kami hanya bisa menunggu kiriman bantuan makanan," terangnya.
Jujur, kata Rama, dirinya enggan mengalami lagi hal yang sama. Sebab dia tahu betapa sulitnya kondisi ketika banjir melanda. Makanya kalau tak ada pemindahan, pengerukan susah dilakukan.
Baca Juga: Relokasi Warga Sungai Karang Mumus, Pemkot Samarinda Mesti Tegas