Nasib Sopir Angkot Kian Merana di Tengah Pandemik Virus Corona

Penumpang semakin langka daripada BBM

Samarinda, IDN Times - Selain diterpa persaingan moda transportasi yang mengandalkan via daring atau online, kini nasib para sopir angkot semakin diperburuk dengan adanya pandemik virus corona atau COVID-19. Kamaruddin misalnya. Sopir angkot yang kerap ngetem di kawasan Pasar Segiri, Jalan dr Soetomo, Kecamatan Samarinda Ulu itu mengaku, kondisinya saat ini semakin sulit mendapatkan penumpang. Berkeliling mencari penumpang ibarat bertaruh nasib. Lebih sulit mencari penumpang saat ini ketimbang bahan bakar minyak. 

"Tambah sakit (pendapatan) kalau korona sekarang ini. Ya sisanya untung-untungan aja, rezeki-rezekian gitu," ucapnya pada Jumat (1/5). 

1. Kini sopir hanya bisa mengantongi Rp30 ribu per hari

Nasib Sopir Angkot Kian Merana di Tengah Pandemik Virus CoronaIlustrasi uang (IDN Times/Mela Hapsari)

Dia mengaku, sebelum masa pandemik para sopir angkot biasa mendapatkan pengahasilan bersih hingga Rp70 ribu dalam sehari, namun saat ini mereka harus menerima hasil kurang dari setengahnya berkisar Rp30-35 ribu.

Pendapatan itu pun, kata Kamaruddin, sudah termasuk pengeluaran biaya BBM angkotnya. Belum lagi ditambah potongan bagi hasil kepada pemilik angkot.

"Kalau dulu (sebelum pandemik) bisa isi bensin sampai 10 liter, sekarang paling isi cuma 5 liter," jelasnya.

Dengan kondisi saat ini yang kian sepi, membuat Kamaruddin berserta rekan seprofesinya harus memutar otak demi melakukan siasat yang lebih baik. Salah satunya, yakni Kamaruddin memilih tak terlalu banyak berkeliling.

"Sekarang nongkrong gini aja daripada bensin bensin. Kalau dapat, ya, jalan. Kalau gak dapat yang tunggu lagi," katanya. 

2. Penumpang lebih susah didapatkan daripada BBM

Nasib Sopir Angkot Kian Merana di Tengah Pandemik Virus CoronaIlustrasi sopir angkot di Depok belum terima bantuan sosial (IDN Times/Rohman Wibowo)

Pilihan menunggu jadi alternatif terbaik di tengah kondisi saat ini. Nyatanya, jika harus berkeliling penghasilan tak menentu dan justru bahan bakar angkot lebih cepat terkuras.

"Dulu takut bensin habis karena BBM langka. Sekarang BBM gak langka, tapi penumpang yang langka," keluh Kamaruddin.

Kamaruddin saat ini memang harus lebih bersabar, meski pendapatan yang kian menurun namun dirinya harus tetap bertahan terlebih masih ada keluarga yang menantikan kepulangannya.

"Ya, di jalani saja mas. Kondisi memang susah, ditambah lagi rumah masih nyewa," ungkapnya.

3. Nasib angkot kian terpuruk karena tak dilibatkan saat pembagian sembako

Nasib Sopir Angkot Kian Merana di Tengah Pandemik Virus CoronaKamaryono (kiri) (IDN Times/Zulkifli Nurdin)

Selain jumlah penumpang yang kian menurun, nasib 508 sopir angkot di Samarinda yang tergabung Organisasi Gabungan Transportasi (Orgatrans), saat ini juga diperburuk lantaran mereka tak mendapat pemberdayaan dalam pembagian sembako dari pemerintah daerah.

Dijumpai di sela-sela kegiatannya, Ketua Orgatrans, Kamaryono mengaku kondisi saat ini semakin tak berpihak. Ibarat kata hidup segan, mati pun tak mau. Kamaryono bersama rekan-rekannya yang telah menggantungkan harapan dari profesinya ini sejak belasan hingga puluhan tahun kini tak tahu lagi harus berbuat apa.

"Kalau diibaratkan penyakit, kondisi kami ini sudah stadium empat," keluh Kamaryono.

Maka demikian, Kamaryono sangat mengharap adanya bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk memikirkan nasib para sopir angkot saat ini. Setidaknya memberikan bantuan pekerjaan lainnya, semisal menjadi tenaga pengantar sembako bantuan warga terdampak Covid-19 seperti yang dilakoni para pengemudi ojol.

"Padahal kami ini juga sama-sama terdampak. Kalau yang online (ojol) masih bisa bekerja, soalnya kan masih bisa order makanan," ungkapnya kecewa.

Kamaryono menilai, jika pihaknya dilibatkan maka jumlah sembako yang diangkat jauh lebih banyak. Jika satu ojek online hanya mengangkat satu paket sembako, maka angkot dapat mengangkat 20 paket sembako.

"Harapannya agar bisa diperhatikan juga. Biar asap dapur kami ini masih bisa ngepul (kebutuhan makan terpenuhi)," pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh Kontributor IDN Times Kaltim Zulkifli Nurdin

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya