Ketupat Kandangan, Warisan Kuliner Warga Suku Banjar

Menu kuliner diminati millennials

Banjarmasin, IDN Times - Ketupat Kandangan, kuliner asli masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan (Kalsel), adalah salah satu menu makanan berkuah yang masih diminati masyarakat.

Namun, kuliner khas dengan sajian kuah santan dan lauk ikan haruan (gabus) ini mulai berkurang penjualnya.

Sebagian besar penjual yang masih bertahan beroperasi di lingkup masyarakat di mana Ketupat Kandangan dijual. Proses pembuatannya yang memakan waktu lama, mulai dari membuat ketupat, membakar ikan, menyiapkan kuah santan, hingga membuat sambal, membuat kuliner ini sulit bersaing dengan makanan cepat saji.

1. Ratusan tahun menjaga usaha nenek buyut

Ketupat Kandangan, Warisan Kuliner Warga Suku BanjarHusni Nafarin, pelaku usaha kuliner Ketupat Kandangan. (Dok. Pribadi)

Namun, di tangan Husni Nafarin, pemuda kelahiran Banjarmasin, kuliner ketupat kandangan justru semakin dikenal. Husni berhasil memperkenalkan kuliner khas Banjar ini hingga keluar Pulau Kalimantan dan bahkan mancanegara.

Husni Nafarin mewarisi usaha ketupat kandangan dari orang tuanya, yang secara turun-temurun menjaga keaslian bumbu rempah khas dari nenek moyangnya sejak tahun 1890, atau sudah selama 134 tahun.

"Bagi saya, usaha ketupat kandangan wajib dilestarikan, apalagi ini usaha buyut nenek moyang dan ketupat kandangan adalah warisan kuliner banua. Menjaga resep ketupat kandangan yang mengandung rempah-rempah bermanfaat bagi kesehatan, dan ikan haruan yang kaya akan albumin serta protein tinggi, ini yang membuat usaha kami tetap dipercaya masyarakat," ucap Husni.

Baca Juga: Akhirnya! Banjarmasin Miliki Rumah Kemasan 

2. Tingkatkan penjualan dengan jasa pengiriman online

Ketupat Kandangan, Warisan Kuliner Warga Suku BanjarKemasan ketupat kandangan yang siap antar ke rumah pelanggan.

Di tengah banyaknya pelaku usaha kuliner khas daerah yang terpaksa gulung tikar akibat kalah bersaing dengan kuliner modern, Husni Nafarin tak kehabisan akal.

Husni banyak belajar dan menerapkan strategi pemasaran yang inovatif. Ia menggunakan gaya promosi yang sesuai dengan tuntutan zaman, seperti membuka layanan delivery order atau pesan antar bekerja sama dengan Grab. Kebersihan juga menjadi kunci penting dalam pemasarannya.

Untuk menambah daya tarik produknya, Husni membuat kemasan yang cantik dan aman hingga sampai ke pelanggan.

"Kami melayani pesan antar menggunakan jasa Grabfood. Ini demi mengimbangi tuntutan zaman, apalagi banyak pelanggan kami berasal dari kaum milenial," jelasnya.

3. Millennials jadi peminat ketupat kandangan

Ketupat Kandangan, Warisan Kuliner Warga Suku BanjarKemasan ketupat kandangan untuk pelayanan delivery.

Di tangan Husni, ketupat kandangan kini diminati oleh kelompok anak muda. Tak heran jika ia bisa mempertahankan kuliner ini dengan sentuhan modern seperti sekarang. Persentase pelanggan terdiri dari 60 persen mayoritas anak muda berusia 20 tahun ke atas, 35 persen usia 45 ke atas, dan sisanya di bawah 20 tahun.

Dengan keberhasilannya, bisnis ketupat kandangan miliknya setidaknya dapat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran melalui usaha kuliner tradisional.

"60 persen pelanggan ketupat kandangan kami adalah anak muda berusia 20 tahun ke atas," katanya.

Baca Juga: Mata Sampai Terasa Perih, Kabut Asap di Banjarmasin Semakin Parah

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya