Kesimpulan Pakar Pendidikan tentang Kaitan Autisme dan Plastik
Persoalan autisme yang terus meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pendiri Imaculata Austism Boarding School Imaculata Sumayati menduga ada kaitan antara autisme dengan persoalan gaya hidup manusia. Seperti tentang ketergantungan pola hidup masyarakat dalam interaksinya dengan kemasan plastik.
"Kenapa anak-anak bisa kena autisme? Lihat saja perilaku kita sehari-hari, hampir tak pernah lepas dari plastik yang mengandung BPA. Makan, minum, mainan semua menggunakan plastik," kata pakar pendidikan anak autis ini dalam keterangan tertulisnya.
Fakta di lapangan saat ini, Imaculata menyebutkan terjadinya peningkatan anak penyandang autisme di Indonesia sebanyak 500 orang per tahunnya. Data terakhir jumlah anak autis di Indonesia dilaporkan sudah mencapai 2,4 juta jiwa pada 2021 lalu.
Baca Juga: Jemaah Haji Samarinda akan Berangkat Lewat Embarkasi Balikpapan
1. Penyandang autis yang meningkat
Imacula mencontohkan jumlah anak penyandang autisme di sekolahnya yang terus meningkat setiap tahun. Awal tahun pendirian, ia mencatatkan siswa autis sebanyak 5 siswa pada 2000. Dalam prosesnya jumlah terus meningkat hingga tahun 2021 di mana terdapat 600 anak autis masuk dalam daftar tunggu untuk masuk sekolah di Imaculata Austism Boarding School.
Perbandingan anak autis di Indonesia tahun 2000 adalah 1:500. Pada tahun 2004, Kementerian Kesehatan di masa itu menyebutkan jumlah anak penyandang autis sebanyak 475 ribu.
Dengan asumsi, perbandingan jumlah anak penyandang autis tahun 2006 adalah 1:150.
Bisa diartikan, dalam kurun waktu enam tahun terjadi kenaikan 300 persen jumlah anak penyandang autis di Indonesia. Jika mengacu pada jumlah anak Indonesia pada 2012 adalah 52 juta, maka jumlah anak autis pada 2012 sebanyak 532.200 anak.
Jika pertambahan anak autis tiap tahun sebesar 53.220 anak, maka dalam 10 tahun sedikitnya sudah mencapai angka 529.200. Wajar jika pada 2021 saja diperkirakan jumlahnya sudah sebanyak 2,4 juta.
Baca Juga: Simpang Lima Muara Rapak Balikpapan Kembali Makan Korban