5 Fakta Menakjubkan Sistem Pertahanan Alami Tumbuhan yang Mirip Bom

Samarinda, IDN Times - Tumbuhan adalah makhluk hidup yang unik. Mereka tidak dapat bergerak aktif seperti hewan dan manusia. Sementara hewan dapat berlari untuk menghindari musuh atau bahaya, tumbuhan hanya diam dan tampak pasif ketika musuh mendekat. Namun, kenyataannya tumbuhan tidak sekadar diam. Mereka memiliki mekanisme yang mengagumkan untuk bertahan dari ancaman atau serangan musuh.
Sebagai contoh, beberapa tumbuhan memiliki duri yang membuat musuh enggan mendekat. Selain itu, tumbuhan juga menggunakan mekanisme lain seperti memproduksi senyawa kimia yang dapat mengganggu, mengusir, atau bahkan membunuh musuh mereka.
Salah satu mekanisme pertahanan tumbuhan yang menarik adalah yang dikenal sebagai "mustard oil bomb" atau bom minyak mustard. Pertahanan ini bekerja mirip dengan bom, lho. Nah, bagaimana sebenarnya fakta dari pertahanan tumbuhan yang unik ini? Simak sampai tuntas penjelasan berikut ini untuk menambah pengetahuan kamu!
1. Mekanisme pertahanan mirip bom merupakan pertahanan tumbuhan secara kimia

Dilansir BBC, tumbuhan menggunakan pertahanan diri yang beragam untuk melindungi diri dari ancaman hewan pemakan tumbuhan seperti serangga. Meskipun tumbuhan tidak dapat bergerak, mereka mengembangkan pertahanan fisik dan kimia untuk melindungi diri.
Pertahanan fisik tumbuhan mencakup struktur seperti duri dan rambut-rambut pada permukaan berbagai macam tumbuhan. Struktur ini berfungsi sebagai tameng yang membuat musuh enggan mendekat atau menyerang.
Sementara itu, pertahanan kimia tumbuhan melibatkan produksi senyawa atau zat kimia yang dapat meracuni, mengusir, atau mengecoh musuhnya. Salah satu contoh menarik dari pertahanan kimia ini adalah "bom minyak mustard".
Menurut Journal Agronomy, pertahanan mirip bom ini merupakan mekanisme alami yang muncul pada tumbuhan. Senyawa kimia utama yang berperan dalam mekanisme ini adalah glucosinolates dan myrosinases. Ketika jaringan tumbuhan rusak, myrosinases mengkatalisis penguraian glucosinolates menjadi senyawa beracun yang menyerang musuh, mirip dengan cara kerja bom.
2. Pertahanan diri tumbuhan mirip bom hanya dimiliki oleh tumbuhan famili brassicaceae

Pertahanan tumbuhan secara kimia sangat beragam dan tergantung jenis tumbuhannya, lho. Tidak semua tumbuhan memiliki mekanisme atau senyawa yang dihasilkan benar-benar persis sama. Contohnya tidak semua tumbuhan memproduksi senyawa kimia glucosinolates dan myrosinase yang merupakan penyusun utama bom minyak mustard.
Dilansir Sciencedaily, kedua senyawa tersebut sangat khas dan kebanyakan dimiliki oleh tumbuhan famili brassicaceae atau disebut tumbuhan cruciferous. Contohnya adalah tanaman mustard, kol, brokoli, dan kubis.
Tumbuh-tumbuhan tersebut memang sangat bermanfaat untuk kebutuhan nutrisi manusia. Namun di lain sisi ternyata senyawa yang ada di dalamnya sangat ampuh untuk mempertahankan diri tumbuhan dari musuh, seperti serangga herbivor dan patogen tumbuhan penyebab penyakit.
3. Mekanisme kerja layaknya bom hanya akan mulai aktif jika tumbuhan terluka

Pertahanan tumbuhan melalui senyawa kimia memang begitu spesial dan kompleks. Ada senyawa kimia yang sejak tumbuhan tumbuh sampai dewasa selalu ada dan ada pula yang hanya dihasilkan ketika waktu-waktu tertentu. Dilansir mpg.de pertahanan mirip bom pada tumbuhan hanya aktif bila herbivor seperti serangga atau hewan memakan atau merusak jaringan tanaman famili brassicaceae.
Jadi jika kerusakan dilakukan dengan sengaja oleh manusia tidak akan berefek.
Jadi reaksi pada tumbuhan kubis-kubisan adalah enzim-enzim seperti myrosinase dalam jaringan tanaman yang rusak berinteraksi dengan glucosinolates dan mengubahnya menjadi minyak mustard. Nah, zat tersebut memiliki bau dan rasa yang tajam serta dapat bersifat toksik atau racun bagi herbivor. Alhasil tumbuhan berhasil melindungi dirinya secara alami dari hama dan membuat herbivor tidak lagi memakan jaringan tanaman tersebut.
4. Pertahanan tersebut bisa tidak mempan oleh beberapa serangga contohnya kumbang daun (flea beetle)

Jika pertahanan tumbuhan dengan bom minyak mustard efektif untuk mengusir atau membunuh semua jenis musuh, seharusnya tanaman sayuran dari famili kubis-kubisan akan mulus tanpa ulat atau serangga lain. Namun, kenyataannya seringkali kita masih melihat banyak serangga hama yang menyerang tanaman tersebut, meskipun memiliki sistem pertahanan mirip bom.
Salah satu serangga yang kebal terhadap bom minyak mustard pada tanaman dari famili Brassicaceae adalah kumbang daun atau flea beetle. Melansir ScienceDaily, kumbang ini mampu menonaktifkan enzim myrosinase pada tanaman kubis. Akibatnya, mekanisme pertahanan layaknya bom tidak akan terbentuk, dan kumbang tersebut bisa dengan bebas memakan jaringan tanaman.
Tidak hanya flea beetle, banyak serangga lain yang juga memiliki kemampuan serupa. Terutama serangga yang termasuk dalam kategori spesialis, yaitu serangga yang sumber makanannya secara khusus adalah tumbuhan dari famili Brassicaceae.
5. Sisi lain pertahanan mirip bom, dimanfaatkan tumbuhan untuk menyebarkan benih

Dilansir NBC News, benih tumbuhan dapat tersebar luas berkat hewan seperti tikus dan burung yang memakan biji-bijian lalu memuntahkannya di tempat lain. Hal ini terjadi karena setelah dimakan, biji mengeluarkan senyawa kimia yang bersifat toksik dan tidak enak, menyebabkan hewan-hewan tersebut memuntahkannya.
Keadaan ini ternyata sangat menguntungkan bagi tumbuhan. Selain benih tersebar ke berbagai tempat, mereka juga sering kali berakhir di lokasi yang ideal untuk tumbuh. Alhasil, meskipun diserang atau dimakan oleh hewan, tumbuhan tetap dapat mempertahankan keberadaannya di alam dan bahkan bisa semakin banyak.
Dengan demikian, meskipun tumbuhan tidak dapat bergerak aktif seperti hewan atau manusia, mereka telah mengembangkan sistem pertahanan yang mengagumkan. Sistem ini mirip dengan bom karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan senyawa yang "meledak-ledak" saat dimakan oleh musuhnya. Sistem pertahanan ini tidak hanya mengganggu dan meracuni musuh, tetapi juga membantu tumbuhan dalam menyebarkan benihnya. Sungguh menakjubkan, bukan?